Optimalisasi Produksi Kopi Arabika pada Berbagai Ketinggian Tempat di Kabupaten Humbang Hasundutan
View/ Open
Date
2020Author
Siahaan, Adriani S.A.
Advisor(s)
Harahap, Erwin Masrul
Hanum, Chairani
Karim, Abu bakar
Metadata
Show full item recordAbstract
Aspek pemeliharaan tanaman seperti pemupukan, pemangkasan, dan
naungan dalam system budidaya kopi Arabika belum dipertimbangkan oleh petani
di Kabupaten Humbang Hasundutan, menyebabkan produksi kopi Arabika
menjadi kurang optimal. Di Humbang Hasundutan, kopi Arabika dibudidayakan
pada ketinggian 1.200 - 1.500 m di atas permukaan laut, kondisi ini menyebabkan
sifat cuaca dan iklim lingkungan budidayanya bervariasi. Penelitian ini
difokuskan pada studi tentang pertumbuhan kopi Arabika di berbagai ketinggian
tempat penanaman dengan perlakuan pemangkasan, pemupukan organic dan
naungan sebagai praktik budidaya kopi yang mengarah pada optimalisasi hasil
kopi.
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Humbang Hasunduntan
(Humbahas) pada 3 kelas ketinggian tempat di atas permukaan laut(m dpl).
Ketinggian tempat lokasi penelitian mulai dari 1.200 m dpl sampai dengan >1.500
m dpl, yang terbagi dalam 3 kelompok, yaitu 1.200 - 1.300 m dpl, 1.300 - 1.400 m
dpl, dan 1400 – 1.500 m dpl. Penelitian dilaksanakan dalam satu musim panen,
yaitu pada musim panen tahun 2015 - 2016.Penelitian dilaksanakan melalui dua
tahap secara berurutan, dimana keluaran dari penelitian tahap pertama menjadi
masukan pada penelitian tahap kedua. Penelitian tahap pertama adalah survey
agroeko sistem kopi pada 3 kelas ketinggian tempat. Survei yang dilakukan
meliputi karakter agronomi tanaman, seperti; (1) jumlah cabang produktif, (2)
jumlah dompolan/cabang, (3) jumlah buah/dompolan, (4) total buah/pohon, (5)
diameter kanopi, dan (6) produksi kopi. Selain itu dilaukan analisis terhadap
beberapa sifat kimia tanah. . Data produksi tanaman yang diperoleh akan
dilakukan uji korelasi dengan sifat kimia tanah dan ketinggian tempat untuk
memperoleh informasi hubungan antara karakteristik lingkungan tanaman dengan
produksi kopi. Penelitian tahap kedua adalah percobaan di lapangan. Percobaan
tanaman dilakukan terhadap kelompok tanaman pada 3 zona ketinggian tempat
yang telah ditetapkan pada penelitian tahap pertama. Umur tanaman kopi Arabika
yang menjadi objek penelitian berkisar antara 5 - 6 tahun dengan varietas Sigarar
Uutang. Penelitian ini didesain dalam bentuk Rancangan Split-split plot.
Percobaan tanaman dilakukan selama 1 tahun.
Ada tiga faktor yang diuji, yaitu pada petak utamaadalah kondisi naungan
tanaman kopi dengan taraf tanpa naungan (N0) dan naungan (N1); anak petak
adalahpemangkasan, yaitu pemangkasan dengan sistem petani (P1) dan
pemangkasan rekomendasi (P2); sedangkan anak-anak petak adalah pemberian
pupuk yang terdiri dari dosis pemupukan petani (O0), pemberian pupuk organik
dari ampas kopi dengan dosis 10 kg/pohon (25 ton/ha) (O1), pemberian pupuk organik dari pupuk kandang dengan dosis 10 kg/pohon (25 ton/ha) (O2), dan
pemberian pupuk fosfat (SP36) 150 g/pohon (375 kg/ha) (O3).
Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 tanaman contoh dari setiap petak
contoh dan setiap petak contoh diulang sebanyak tiga kali. Parameter
pertumbuhan dan produksi tanaman kopi yang diamati adalah : (1) jumlah cabang
produktif, (2) jumlah dompolan/cabang, (3) jumlah buah/dompolan, (4) total
buah/ pohon, (5) diameter kanopi, (6) produksi kopi (gr/pohon), dan (7) bobot
rendeman pada kadar air 14%. Parameter kualitas cita rasa yang diamati adalah
kekuatan rasa/aroma atau kewangian rasa (fragnance), keasaman rasa (acidity),
kekentalan rasa (body), kenikmatan rasa (flavor), lama terasa di lidah setelah
dicicip (after taste), dan keseimbangan rasa (balance). Pengukuran cita rasa (uji
kualitas cita rasa) secara organoleptik mengacu kepada Standar Specialty Coffee
Association of America (SCAA). Uji organoleftik dilakukan oleh para panelis
professional Gayo Cupper Tim, Bener Meriah Provinsi Aceh.
Hasil penelitian menghasilkan beberapa temuan, antara lain: 1) Terdapat
korelasi yang nyata antara ketinggian tempat dengan beberapa sifat kimia tanah
dan produksi kopi di Humbang Hasundutan pada kondisi tidak ternaungi dan
ternaungi. Pada kondisi tidak ternaungi, N, C, pH dan K berkorelasi negatif
dengan peningkatan ketinggian tempat, sedangkan KTK dan P tersedia dan
produksi tanaman kopi berkorelasi positif. Demikian halnya pada kondisi
ternaungi, N, C, pH, K dan produksi tanaman kopi berkorelasi negatif dengan
peningkatan ketinggian tempat, sedangkan terhadap KTK dan P
tersediamempunyai sifat korelasi positif; 2) Pada semua ketinggian tempat,
pertumbuhan dan produksi tanaman kopi Arabika dipengaruhi oleh interaksi
antara tanaman penaung, pemangkasan dan pemupukan. Pada semua ketinggian
tempat, pertumbuhan vegetatif tanaman cenderung lebih baik pada kondisi tidak
ternaungi dengan pemangkasan dan pemberian pupuk organik, baik dengan pupuk
kandang maupun kompos ampas kopi. Namun pada parameter produksi hasil
terbaik cenderung diperoleh pada kondisi ternaungi yang dilakukan pemangkasan
rekomendasi; 3) Paket Teknologi yang paling optimal berbeda-beda pada tiap
zona ketinggian. Perlakuan yang paling optimal pada zona ketinggian 1200-1300
mdpl adalah pemangkasan petani dan pupuk kompos ampas kopi dosis10 kg/
pohon dengan penggunaan tanaman penaung (N1P1O1). Pada zona ketinggian
1300-1400 mdpl kombinasi perlakuan naungan dengan pemangkasan
rekomendasi dan pupuk kandang 10 kg/pohon (N1P2O2) adalah yang terbaik.
Sedangkan paket teknologi budidaya yang paling optimal dalam menghasilkan
produksi pada zona ketinggian 1400-1500 mdpl adalah N1P1O3 yaitu penggunaan
naungan dengan pemangkasan system petani dan pupuk SP36 dosis 150 g/pohon;
4) Naungan mempengaruhi cita rasa kopi Arabika pada semua ketinggian tempat
yaitu terhadap kualitas flavor, body, quality after tastedan balance. Dari
perbandingan nilai pada keempat parameter tersebut, cita rasa kopi Arabika pada
kondisi ternaungi mempunyai skala penilaian yang lebih tinggi, dengan total skor
cita rasa sebesar 83,75 berbanding 82,5 pada kopi tidak ternaungi. Nilai skor cita
rasa ini menempatkan kopi Arabika dalam kelas kopi spesialti.