dc.description.abstract | Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta „Sastra‟, yang
berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar „Sas‟ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan „Tra‟ yang berarti “alat” atau “sarana”.
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan”
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Pada umumnya karya sastra memiliki pembagian dalam beberapa jenis misalnya novel,
puisi, drama, dan sebagainya. Jenis-jenis karya sastra tersebut tergolong dalam 2 macam yaitu
karya sastra yang bersifat fiksi dan karya sastra yang bersifat nonfiksi.
Istilah novel itu sendiri berasal dari kata novies yang berarti baru, dikatakan baru karena
jika dibandingkan dengan jenis karya sastra lain seperti puisi, drama, dan lain-lain, jenis novel
ini muncul kemudian.
Masalah-masalah yang sering ditemukan dalam sebuah tugas mengapresiasikan suatu
karya sastra biasanya muncul berdasarkan unsur-unsur yang menyusun suatu karya sastra
tersebut.
Unsur-unsur tersebut berupa unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur yang berada
dalam tubuh dan membangun karya sastra tersebut secara langsung disebut sebagai unsur
intrinsik.
Unsur tersebut berupa tema, plot/alur, latar, penokohan dan lain-lain. Dalam kesempatan
ini penulis akan membahas novel terjemahan yang berjudul “All She Was Worth (Melacak Jejak)
Karya Miyuki Miyabe”.
Novel ini berupa novel dengan tema fiction dan misteri yang meceritakan kisah
perempuan yang mencuri identitas seseorang demi kebahagiaan dan menjalani hidup normal
seperti manusia pada umumnya,
kisah novel ini hanya karya fiktif. Namun, novel ini adalah karya yang menarik untuk dibahas. Novel ini pertama kali terbit di Jepang pada tahun 1992 dan baru diterjemahkan tahun
2016 di Indonesia.
Adapun latar belakang penulis menjadikan novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)
Karya Miyuki Miyabe” sebagai bahasan dalam skripsi adalah karena pesan maupun amanat yang
dikisahkan tentang cuti karena insiden di tempat kerja (seorang preman yang ditangkapnya
menembaknya di lutut, melumpuhkannya sementara).
Dia memiliki seorang anak angkat berumur 10 tahun bernama Makoto , yang telah
dibesarkannya sendiri sejak istrinya Chizuko meninggal dalam kecelakaan mobil.Ia dipekerjakan
oleh keponakannya, bankir Jun Kurisaka, untuk melacak tunangannya, yang dia tahu dengan
nama Shoko Sekine dan yang menghilang dari hidupnya.
Pendekatan struktural adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya
sastra sebagai struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra
secara strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan
struktural. Proses pemaknaan karya sastra dapat dipahami dengan menggunakan berbagai
pendekatan, pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan
dalam menganalisis karya sastra.
Pendekatan struktural yang diuraikan di atas digunakan penulis dalam menganalisis novel
“All She Was Worth” bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan
antar unsur karya sastra di dalam novel tersebut. Dimana analisis ini menunjukkan keadaan
peristiwa-peristiwa, plot, dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain- lain.
Kemudian menjelaskan bagaimana fungsi masing-masing antar unsur karya sastra itu dan
hubungan antar unsur yang ada di dalam novel “All She Was Worth (Melacak Jejak) Karya
Miyuki Miyabe”.
Penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah mendeskripsikan tentang situasi atau kejadian, gambaran, lukisan, secara sistematis, faktual, akurat, mengeai fakta
– fakta, sifat – sifat serta hubungan antara fenomena dengan fenomena pada objek yang diteliti..
Menggunakan teknik metode pengumpulan data–data dengan studi kepustakaan (Library
research), pengumplan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku–buku dari berbagai
sumber atau referensi yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.
Amanat ataupun pesan yang terdapat pada novel ini menyampaikan kepada si pembaca
bahwa kebohongan adalah jalan yang salah, bagaimanapun juga kebohongan bukanlah salah satu
kunci jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.
Kemudian pengarang bertujuan menyampaikan serta memperlihatkan arti dari usaha yang keras
pada saat si Detektif mencari wanita tersebut. Hubungan antara tema dengan alur, alur dengan
penokohan, latar dengan tema, latar dengan penokohan, sudut pandang dengan tema, sudut
pandang dengan alur, sudut pandang dengan penokohan, sudut pandang dengan latar, sudut
pandang dengan amanat, amanat dengan tema dan alur serta dengan amanat dengan tokoh.
Maka dapat terlihat hubungan keterkaitan antara tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang,
dan amanat. Keterkaitan tersebut menjadikan novel “All She Was Worth (Melacak Jejak)” ini
menciptakan struktur cerita yang utuh. Dapat dilihat keterkaitan antara tema, alur, penokohan,
latar, sudut pandang, dan amanat dapat memperlihatkan dengan cermat unsur-unsur instrinsik
yang ada didalamnya.
Tema dalam novel ini bercerita tentang seorang Kepala Detektif Metropolitan Tokyo yang
cuti karena insiden di tempat kerjanya pada saat bertugas, ia dipekerjakan oleh saudara dari
istrinya yaitu Jun Kurisaka untuk mencari orang yang hilang tanpa jejak. Tentu tanpa adanya
tokoh serta penokohan yang baik cerita ini tidak dapat dicerna dengan baik pula.
Kemudian, novel ini memiliki cerita yang baik yang didukung alur dan latar yang sesuai sehinggamenjadikan novel ini dapat dicerna oleh pembaca dengan baik pula | en_US |