Manajemen Privasi Komunikasi Perempuan yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga di Kota Lhokseumawe
View/ Open
Date
2019Author
Fauzia, Moza
Advisor(s)
Nurbani
Ginting, Rahmanita
Metadata
Show full item recordAbstract
The objective of this study was to analyze the process of communication privacy ,
management and its barriers in women who had experienced of domestic
violence. The theories used in this study were Theory of Communication Privacy
Management, Self-Expression, and Cognitive Dissonanc~. The method employed
was qualitative method with phenomenological study. The. subjects were the
victims of domestic violence consisting of six (6) women as the main informants
selected by snowball sampling technique. The data were collected through indepth
interview and non-participant observation. The results of the study
demonstrated that the process of communication privacy management performed
by the informants were based on regulation criteria, either to conceal or reveal
private information. All six informants concealed the information of domestic
violence by telling lies, avoiding and distracting attention. The information was
concealed because of cultural/religious factors, while the domestic violence was .
revealed due to motivational, conceptual, and gender reasons. The
communication barrier encountered by the six informants was psychological
barriers such as feeling shame, fearful, and threatened for revealing what had
been done by their husbands. These psychological barriers were also experienced
by the children of two of informants in this study; they suffered from fright
resulted from the domestic violence done by their parents. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses manajemen privasi
komunikasi serta hambatan manajemen privasi komunikasi perempuan yang
mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Teori yang digunakan adalah
Manajemen Privasi Komunikasi, Pengungkapan Diri, dan Disonansi Kognitif.
Metode yang digunakan metode kualitatif dengan studi fenomenologi. Subjek
penelitian adalah perempuan korban KDRT sebanyak enam (6) informan utama
yang ditentukan dengan teknik snowball. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam dan observasi non-partisipan. Hasil penelitian
menunjukkan proses manajemen privasi komunikasi dilakukan informan
berdasarkan kriteria aturan, baik dalam menyembunyikan dan mengungkapkan
informasi privat. Keenam informan menyembunyikan informasi KDRT dengan
cara berbohong, menghindar dan mengalihkan. Penyembunyian dilakukan karena
faktor budaya/agama dan resiko, sedangkan pengungkapan KDRT dilakukan
dengan latar belakang motivasional, kontekstual, dan gender. Hambatan
komunikasi yang dialami oleh keenam informan yaitu hambatan psikologis,
dimana keenam informan merasa malu, takut dan merasa terancam jika
mengungkapkan KDRT yang dilakukan oleh suaminya. Hambatan psikis juga
dialami oleh anak dari dua informan dalam penelitian ini, dimana kedua anak
tersebut mengalami ketakutan sebagai dampak KDRT yang dilakukan oleh
orangtuanya.
Collections
- Master Theses [358]