Show simple item record

dc.contributor.advisorGinting, Rehulina
dc.contributor.authorNapitupulu, Febe Mawar Nurindah
dc.date.accessioned2020-02-11T04:05:26Z
dc.date.available2020-02-11T04:05:26Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/23828
dc.description.abstractSendi Temporomandibula (TMJ) adalah sendi yang menghubungkan tulang temporalis dengan kondilus mandibularis yang secara anatomis terdiri dari tulang kondilus, fossa mandibularis, eminensia artikularis, diskus artikularis, ligamen temporomandibularis, otot-otot pengunyahan dan leher, yang bekerja sama dalam pergerakan fisiologis mandibula. Berbagai faktor pendukung yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan TMJ seperti maloklusi: crowded, crossbite, edentulus gigi posterior, kebiasaan buruk: mengunyah satu sisi, bruksism, dan stres. Kelainan TMJ berupa bunyi kliking, krepitasi, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri kepala, nyeri telinga, telinga berdengung, keterbatasan gerak mandibula, deviasi, dan defleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran umum gejala klinis dan faktor-faktor pendukung terjadinya kelainan TMJ pada kelompok umur 18-24 tahun Klas I Oklusi Angle di kota Medan. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional terhadap 33 penderita kelainan TMJ. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner berupa anamnesis dan pemeriksaan klinis dengan menggunakan kaliper digital, stetoskop, dan teknik palpasi dengan jari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gejala berupa kliking (72,7%), nyeri sendi (39,4%), nyeri otot (39,4%) terdiri dari otot temporalis (6,1%), masseter superior (3%), masseter inferior (6,1%), sternocleidomastoid (6,1%), splenius capitis (6,1%), servikal posterior (3%), trapezius (24,2%), area lateral pterigoid (9,1%), tendon dari temporal (27,3%), nyeri telinga (33,3%), deviasi (24,2%), keterbatasan pembukaan mulut (24,2%), defleksi (15,2%), krepitasi (9,1%), dan nyeri kepala (6,1%). Faktor-faktor pendukung berupa stres (45,5%), edentulus gigi posterior (33,3%), perawatan ortodonti (27,3%), bruksism (27%), menopang dagu (42,4%), mengunyah satu sisi (48,5%), tidur satu sisi (21,2%), mengunyah makanan keras (16,2%), dan menggigit jarum (6,1%). Berdasarkan Helkimo’s anamnestic index yang dikembangkan Foncesa (1992) sebanyak 72,73 % mengalami kelainan TMJ ringan dan sedang 27,27%. Berdasarkan RDC/TMD (1992) dikelompokkan dislokasi diskus dengan reduksi (42,22%), arthralgia (26,66%), dislokasi diskus tanpa reduksi disertai keterbatasan pembukaan mulut (11,11%), nyeri miofasial (8,88%), osteoarthritis (6,66%), dan nyeri myofasial disertai keterbatasan pembukaan mulut (4,44%). Kesimpulan penelitian pada kelompok umur 18-24 tahun Klas I Oklusi Angle telah diidentifikasi bahwa terdapat satu gejala kelainan TMJ hingga mencapai tujuh gejala kelainan TMJ.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPenderita Kelainan TMJen_US
dc.titleAnalisis Klinis pada Penderita Kelainan TMJ Kelompok Umur 18-24 Tahunen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM150600155
dc.description.pages155 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record