Pengendalian Sistem Persediaan Bahan Baku Menggunakan Economic Order Quantity dengan Back Order dan Percepatan Pemesanan pada CV. Naga Mas

Abstract

Perusahaan menyediakan persediaan dengan tujuan dapat memenuhi permintaan tepat pada waktunya. Penentuan jumlah pesanan (Q), titik pemesanan kembali (ROP) dan persediaan pengaman (SS) yang kurang tepat dapat menyebabkan kelebihan persediaan atau kekurangan persediaan. Akibatnya adalah total biya persediaan akan bertambah. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Economic Order Quanitity dengan Back Order dan Percepatan Pemesanan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model economic order quantity dengan back order dan percepatan pemesanan terhadap pengendalian persediaan mendapatkan total biaya persediaan sebesar Rp. 215.974.433. Pengendalian persediaan oleh pihak perusahaan mendapatkan total biaya persediaan sebesar Rp 383.540.500. Selisih perbedaan total biaya persediaan sebesar Rp. 167.566.067. yang berarti dapat menghemat total biaya persediaan sebesar 43,68%.

Company provides inventory with the aim of being able to meet demand on time. Inadequate determination of the number of orders (Q), Reorder Point (ROP) and safety stock may cause overstock or shortage of inventory. As a result, the total inventory cost will increase. The model used in this study is Economic Order Quanitity with Back Order and Accelerated Orders Model. The results of the study indicate the use of economic order quantity with back order and the accelerated orders models on inventory management obtained total inventory cost of Rp. 215.974.433. Inventory control by the company obtained total inventory costs of Rp 383.540.500. The difference in the total inventory cost is Rp. 167.566.067 which means it can save a total inventory cost of 43,68%.