dc.contributor.advisor | Indrawan, Ivan | |
dc.contributor.advisor | Suryati, Isra | |
dc.contributor.author | Silalahi, Arfi Nandasari | |
dc.date.accessioned | 2020-02-14T03:45:54Z | |
dc.date.available | 2020-02-14T03:45:54Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24009 | |
dc.description.abstract | Gas rumah kaca (GRK) adalah gas di atmosfer yang fungsinya menyerap radiasi infra merah
dan ikut menentukan suhu atmosfer. Dalam upaya berperan aktif dalam penurunan emisi GRK
pada tanggal 25 September 2009 Presiden RI menyampaikan bahwa Indonesia menargetkan
penurunan emisi GRK sebesar 26% dari kondisi Business as Usual yang akan dicapai pada
tahun 2020 atau 41% bila ada bantuan keuangan dari negara-negara maju. Berdasarkan data dari
Kementrian Negara Lingkungan Hidup Indonesia pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sektor
energi memberikan sumbangan terbesar GRK, terkhusus CO2 yang berasal dari permukiman
salah satunya dari konsumsi energi listrik, penyumbang emisi CO2 dari aktivitas rumah tangga
sebanyak 15% yang berasal dari kegiatan memasak.Tujuan penelitian ini adalah untuk
menghitung konsumsi energi listrik dan LPG serta menganalisis pengaruh pola pemakaian
terhadap emisi GRK yang dihasilkan di wilayah urban Medan, dan menentukan alternatif
skenario penurunan beban emisi GRK di daerah perkotaan Medan (studi kasus: Kecamatan
Medan Kota, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Petisah dan Kecamatan Medan
Baru).Metode penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data sekunder seperti data konsumsi
listrik, data jumlah penduduk, serta faktor emisi CO2 berdasarkan IPCC 2006, penelitian ini
menggunakan konsep Tier 2 karena disesuaikan dengan tingkat kesiapan data yang dimiliki.
Untuk mendukung keberlangsungan penelitian, dilakukan pengumpulan data primer yang
didapat melalui survei pengisian kuisioner ke masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa emisi total CO2 yang dihasilkan dari konsumsi energi listrik di wilayah urban Medan
jauh lebih kecil yaitu 3.806,27 ton CO2/bulan dibandingkan emisi yang dihasilkan dari
konsumsi bahan bakar LPG yaitu sebesar 89.255,713 ton CO/bulan. Pengaruh pola pemakaian
energi yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan ekonomi, pola
pemakaian listrik, lamanya pemakaian barang elektronik, serta wilayah pemakaian urban dan
sub urban. Alternatif skenario penurunan beban emisi GRK di daerah urban Medan yang tepat
yaitu dengan menerapkan skenario 2 yaitu mematikan lampu pada siang hari. | en_US |
dc.description.abstract | Greenhouse gas (GHG) is a gas in the atmosphere whose function is to absorb infrared
radiation and determine the temperature of the atmosphere. In an effort to play an active role in
reducing GHG emissions on September 25, 2009 the President of the Republic of Indonesia said
that Indonesia targets a GHG emission reduction of 26% from Business as Usual conditions to
be achieved in 2020 or 41% if there is financial assistance from developed countries. Based on
data from the Indonesian Ministry of Environment in 2017 shows that the energy sector
contributes the most to GHG, especially CO2 from settlements, one of which is electricity
consumption, contributing to CO2 emissions from household activities as much as 15% from
cooking activities. The aim of this study is to calculate electricity and LPG energy consumption
and analyze the effect of usage patterns on GHG emissions produced in the urban areas of
Medan, and determine alternative scenarios for decreasing GHG emissions burden in the urban
areas of Medan (case study: Medan Kota District, Medan Maimun District, Medan Petisah
district and Medan Baru district).The method of this study begins with the collection of
secondary data such as electricity consumption data, population data, and CO2 emission factors
based on IPCC 2006, this study uses the Tier 2 concept because it is adjusted to the level of
data readiness. To support the continuity of research, primary data collection was obtained
through surveys filling out questionnaires to the community. The results of this study indicate
that the total CO2 emissions generated from electricity consumption in the urban areas of
Medan are far smaller, namely 3.806,27 tons of CO2/month compared to emissions produced
from LPG fuel consumption which is equal to 89.255,713 tons of CO / month.The effect of the
pattern of energy use produced is influenced by the number of population, the rate of economic
growth, the pattern of electricity usage, the length of use of electronic goods, as well as urban
and sub-urban usage areas. The right alternative scenario for reducing the burden of GHG
emissions in the urban areas of Medan is by applying scenario 2 is that turn off the lights
during the day if it’s not used. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Emisi CO2 | en_US |
dc.subject | Energi Listrik | en_US |
dc.subject | Gas Rumah Kaca | en_US |
dc.subject | LPG | en_US |
dc.subject | Rumah Tangga | en_US |
dc.title | Studi Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) dari Konsumsi Energi Skala Rumah Tangga di Daerah Urban (Perkotaan) Medan | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM150407005 | |
dc.description.pages | 113 Halaman | en_US |
dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |