Hubungan Tumor-Stroma Ratio (TSR) dengan Ukuran Tumor dan Keterlibatan Kelenjar Getah Bening Karsinoma Nasofaring
View/ Open
Date
2019Author
Purba, Fiora Octrin
Advisor(s)
Soekimin
Alferraly, T. Ibnu
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Nasopharyngeal carcinoma (NPC) is the fifth most common malignancy in
Indonesia. Diagnosis of NPC is frequently established in late stage showing regional
lymph node metastasis. Tumor-stroma ratio (TSR) has recently been identified as one of
independent prognostic factor for several solid tumor, which low TSR (predomination of
stromal component) correlates with unfavorable prognosis and increased risk of relapse.
Objective: This study aimed to investigate the correlation of TSR with tumor size
and lymph node involvement in NPC.
Material and Method: A total of 68 hematoxylin-eosin stained histological slides of
patients with NPC who underwent biopsy were reviewed. The percentage of tumor
stroma was visually estimated with cut-off value of 50% stroma percentage. Patients with
<50% stroma were categorized as high TSR group and those with ≥ 50% stroma were
classified as low TSR group. Correlations of TSR with tumor size and lymph node
involvement were determined using Spearman correlation test.
Result: Based on data, of 68 patients; 36 (52,9%) had low TSR and 32 (47,1%) had high
TSR. Tumor T2 had highest percentage in both low and high TSR (44,4% and 43,75%).
The low TSR patients had higher number of positive N stage than high TSR. TSR was
not significantly correlated with tumor size (p=0,410) and lymph node involvement
(p=0,507). These results demonstrated that TSR itself could not clearly predict
progression of T&N stage of NPC.
Conclusion: Stroma percentage was not correlated with tumor size and lymph node
involvement in NPC. Latar Belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan kanker kelima terbanyak di
Indonesia. Diagnosis KNF sering dijumpai pada stadium lanjut dan sudah metastasis ke
KGB regional. Tumor-stroma ratio (TSR) telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor
prognostik pada beberapa tumor padat, dimana nilai TSR yang rendah menunjukkan
proporsi stroma yang lebih banyak berhubungan dengan prognosis yang buruk serta
peningkatan risiko kekambuhan.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara TSR dengan ukuran tumor primer dan keterlibatan
kelenjar getah bening karsinoma nasofaring.
Bahan dan Metode: Dilakukan penilaian terhadap 68 slaid hasil biopsi pasien yang
didiagnosis sebagai KNF. Setiap slaid yang telah diwarnai dengan hematoxylin-eosin
dinilai estimasi persentase komponen stroma tumor. Nilai cut-off yang digunakan 50%,
pasien dengan komponen stroma <50% dikategorikan dalam kelompok high TSR, dan
pasien dengan komponen stroma ≥50% dikategorikan dalam kelompok low TSR.
Hubungan TSR dengan ukuran tumor dan keterlibatan kelenjar getah bening diuji dengan
uji korelasi Spearman.
Hasil: Berdasarkan data yang diperoleh, dari 68 pasien, sebanyak 36 pasien (52,9%)
memiliki TSR yang rendah dan 32 pasien (47,1%) dengan TSR yang tinggi. Tumor
dengan ukuran T2 paling banyak dijumpai pada nilai TSR yang rendah dan tinggi (44,4%
dan 43,75%). Pasien-pasien dengan TSR rendah memiliki N yang lebih tinggi
dibandingkan TSR yang tinggi. TSR tidak berkorelasi dengan ukuran tumor (p=0,410) dan
keterlibatan kelenjar getah bening (p=0,507). Hasil ini menunjukkan TSR sendiri tidak
dapat memprediksi progresi stadium T&N KNF.
Simpulan: Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara Tumor stroma ratio dengan
ukuran tumor dan keterlibatan kelenjar getah bening karsinoma nasofaring.