Pengaruh Pemberian Curcumin Terhadap Konversi Sputum pada Pasien Tuberkulosis Dalam Pengobatan Kategori 1 Fase Intensif

Abstract

Background and Aim: Patients with pulmonary tuberculosis often experience gastrointestinal complaints such as nausea, vomiting and drug-induced liver injury which results in impaired absorption and metabolism of anti-tuberculosis drugs, especially in the intensive phase. It will be feared that it will reduce the potential for drug work and result in delaying improvement of chest x-ray and sputum conversion. Curcumin has long been known to have a hepatoprotector effect and improve liver function in patients receiving anti-tuberculosis drugs so that it is expected to be able to increase the potential for drug work. The aim of this study is to evaluate the effect of Curcumin on sputum conversion in patients with pulmonary tuberculosis after the first 2-month treatment. Methods: We conducted an experimental study in April to June 2019 in 100 pulmonary TB patients divided into two groups. The first group received Curcumin once daily for 2 months, and the second group as a control group. An assessment of AFB-smear sputum before and after the intensive phase. Statistical analysis was carried out by Chi Square test using SPSS software Results: A total of 60 men and 40 women were enrolled in this study. After administration of Curcumin for 2 months, in terms of sputum conversion, there were significant differences between the two groups. 60% of group 1 experienced sputum conversion to negative AFB, compared to 40% of group 2 (p = 0.04; OR 2.2 95% CI 1.01 - 5.0). Conclusions: There was a significant relationship between Curcumin administration and sputum conversion in intensive phase of pulmonary TB patients.

Latar Belakang dan tujuan : Pasien dengan tuberkulosis paru sering mengalami keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah dan drug-induced liver injury yang mengakibatkan gangguan absorbsi dan metabolisme anti-tuberculosis drugs, terutama pada fas eintensif. Hal ini akan dikhawatirkan akan mengurangi potensi kerja obat dan berakibat pada delay perbaikan chest x-ray dan konversi sputum. Curcumin telah lama diketahui memiliki efek hepatoprotektor dan memperbaiki fungsi liver pada pasien yang mendapat anti-tuberculosis drugs sehingga diharapkan mampu meningkatkan potensi kerja obat. Tujuan penelitian ini adlaah untuk mengevaluasi hubungan pemberian Curcumin terhadap konversi sputum pada pasien TB paru setelah 2 bulan fase intensif. Metode : Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang dilakukan dari bulan April sampai Juni 2019 pada 100 pasien TB paru yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan Curcumin sekali sehari selama 2 bulan, dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Dilakukan penilaian hapusan BTA sebelum dan sesudah fase intensif. Analisis statistik dilakukan dengan uji Chi Square menggunakan software SPSS. Hasil : Sebanyak 60 orang laki-laki dan 40 orang perempuan. Setelah pemberian Curcumin selama 2 bulan, dalam hal konversi sputum, terjadi perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Sebanyak 60% dari kelompok 1 mengalami konversi sputum menjadi AFB negatif, dibandingkan 40% dari kelompok 2 (p=0.04; OR 2.2 95%CI 1.01 – 5.0). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian Curcumin dengan konversi sputum penderita TB paru fase intensif.