Gambaran Nilai Transforming Growth Factor Beta (Tgf Beta) dan Faal Paru pada Pasien Pasca Tuberkulosis Paru dengan Riwayat Merokok di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
View/ Open
Date
2018Author
Freesia, Anita
Advisor(s)
Syarani, Fajrinur
Tarigan, Amira P
Eyanoer, Putri C
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Tuberculosis is related with overproduction and bioactivation of
Transforming Growth Factor Beta (TGF-β). There are some pulmonary
alterations in post-tuberculosis patients, such as increasing amount of TNF-α,
TGF-β and fibrosis. Smoking creates a mechanism that stimulate impairment in
immunity and pathogen elimination. Smoking about 10 cigarettes daily
significantly enhances tuberculosis relapses and declining FEV1/FVC value.
Method: This cross-sectional analytical study involved 26 post-tuberculosis
patients with smoking history. FEV1/FVC measurement was performed by using
spirometry and TGF-β level was collected after conducting Enzyme-linked
Immunosorbent Assay (ELISA) from venous blood sample.
Results: There were 26 people that involved in this study, about 96.2% of them
were male. The average of TGF-β level was 6621.5 ± 4856.7 mg/ml. The average
of FEV1, FVC and FEV1/FVC were 58.3±25.09%, 62.6±23.7% and 77.6±14.84%
respectively. After performing analysis by using Spearman correlation test
towards the data, there was no any correlations found between TGF-β and FEV1
(r=0.1, p=0.61), between TGF-β and FVC (r=0.14, p=0.48), and between TGF-β
and FEV1/FVC (r=0.1, p=0.62).
Conclusion: There was no correlation between TGF-β with either FEV1, FVC or
FEV1/FVC Latar Belakang: Tuberkulosis dihubungkan dengan produksi yang berlebih dan
bio-aktivasi dari Transforming Growth Factor Beta (TGF-β). Dan pada pasca TB
paru yang terjadi proses perubahan bentuk dari pada paru dimana terjadi
peningkatan TNF-α bersama dengan TGF-β dan fibrosis. Begitu juga dengan
kasus merokok, merokok menyebabkan terjadinya patofisiologi di sistem
pernapasan termasuk sistem kekebalan tubuh dan mekanisme pembersihan
patogen yang terinhalasi, dimana 10 batang rokok sehari adalah suatu yang
signifikan terkait dengan kekambuhan TB serta dapat terjadi penurunan pada
VEP1/KVP paru.
Metode: Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan desain crosssectional
yang melibatkan 26 orang penderita pasca TB paru dengan riwayat
merokok. Pemeriksaan VEP1/KVP dilakukan dengan spirometri, sedangkan
pemeriksaan kadar TGF-β dilakukan melalui Enzyme-linked Immunosorbent
Assay (ELISA) dari spesimen darah vena.
Hasil: Sebanyak 26 orang sampel dilibatkan dalam penelitian ini, dimana 96,2%
diantaranya adalah laki-laki. Rerata kadar TGF-β dari kesemua sampel penelitian
adalah 6621.5 ± 4856.7 mg/ml. Dengan analisis statistik uji Korelasi Spearman
didapatkan data bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar
TGF-β dengan nilai VEP1 (r=0.1, p=0.61), tidak terdapat hubungan antara kadar
TGF-β dengan nilai KVP (r=0.14, p=0.48), dan juga tidak terdapat hubungan
antara kadar TGF-β dengan nilai VEP-1/KVP (r=0.1, p=0.62).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar TGF-β dengan nilai VEP-1,
KVP dan VEP1/KVP
Collections
- Master Theses [183]