Analisis Metode Highest and Best Use Pembangunan Jetty dan Fasilitas Coal Unloading System di PT PLN (PERSERO) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera (Studi Kasus PLTU Pangkalan Susu Unit #3 dan Unit #4)
View/ Open
Date
2019Author
Parlindungan
Advisor(s)
Sadalia, Isfenti
Nazarudin
Metadata
Show full item recordAbstract
Dengan bertambahnya Beban Puncak dengan rata – rata 7,43 % per tahun sesuai dengan
Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 – 2028, maka PLN dituntut
untuk dapat memenuhi kebutuhan kapasitas listrik terpasang, baik pembangkit listrik
milik PLN maupun dengan pembangkit milik IPP (Independent Power Producer) yang
tersebar disumatera khusus nya diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Pada satu sisi PLN
mengalami defisit daya dengan beban puncak kelistrikan Wilayah Sumatera utara sampai
dengan Tahun 2019 mencapai 2.046 MW jika beban puncak dibanding dengan daya
pembangkit keseluruhan dengan menerapkan kriteria cadangan (Reserve Margin) sebesar
30% maka PLN Sumatera Utara masih mengalami defisit daya sekitar 351,82 MW pada
Tahun 2020. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga UAP (PLTU) Pangkalan Susu
Unit #3 dan Unit #4 menjadi salah satu solusi atas permasalahan yang terjadi, namun
kondisi Pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit #3 dan Unit #4 belum dilengkapi
dengan pembangunan jetty dan fasilitas coal unloading system-nya. Dalam Penelitian ini
digunakan Metode Highes Best Use dalam menilai kombinasi terkait alternatif
pengoperasian PLTU Pangkalan Susu Unit #3 dan Unit #4.