Penetapan Kadar Hasil Uji Disolusi Tablet Parasetamol dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Ultra Violet
Abstract
Latar Belakang: Parasetamol (asetaminofen) merupakan salah satu obat analgesik-antipiretik yang sangat populer. Parasetamol dapat tersedia dalam berbagai macam sediaan seperti tablet, kapsul, tetes, eliksir, suspensi, dan supositoria. Parasetamol pada umumnya diberikan dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg bahan aktif. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV salah satu parameter pengujian tablet adalah uji disolusi, tablet parasetamol diuji disolusi dengan metode dayung. Parasetamol dapat ditetapkan kadarnya dengan cara yang hampir sama dengan asetofenetidin yakni dengan titrimetri dengan metode diazotasi, spektrofotometri (baik UV maupun dengan cara spektrofotometri visibel) dan dengan kromatografi.
Tujuan: Untuk menentukan apakah kadar zat terlarut dari hasil uji disolusi parasetamol telah memenuhi syarat sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu tiap unit tidak kurang dari Q + 5% = 85%, dimana Q = 80%.
Metode: Uji disolusi dilakukan terhadap 6 tablet paracetamol 500 mg dengan metode dayung pada media buffer fosfat 68,10 g dengan pH 5,8 , suhu ± 370C dengan laju kecepatan putaran 50 rpm selama 30 menit. Zat yang larut, ditetapkan kadarnya dengan metode Spektrofotometri Ultraviolet pada panjang gelombang 243 nm
Hasil: Hasil uji disolusi terhadap 6 buah tablet parasetamol 500 mg diperoleh kadar zat terlarut yaitu : 97,406%, 91,284%, 94,553%, 94,786%, 96,564%, dan 96,308.
Kesimpulan: Dari analisis yang dilakukan, diketahui bahwa tablet parasetamol generik produksi PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Plant Medan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu tidak satupun kadar yang diperoleh kurang dari (Q + 5%) yaitu (80% + 5% = 85%)
Collections
- Diploma Papers [228]