dc.description.abstract | Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa keberadaan sawit banyak memberikan manfaat namun juga mendatangkan ancaman serius bagi kehidupan. Penelitian dalam paradigma positivistik menempatkan kontradiksi hasil penelitian pada polarisasi sudut pandang antroposentrisme dan ekosentrisme. Sebagai alternatif, pendekatan fenomenologi tidak terjebak pada dualitas subjek-objek sebagaimana positivistik. Melalui pendekatan fenomenologi, penelitian ini dilaksanakan di Desa Laman Satong pada Februari-Mei 2019, melibatkan dua belas subjek penelitian, bertujuan untuk menggambarkan kontestasi paradigma antroposentrisme-ekosentrisme dalam masuknya investasi sawit, lebih lanjut dapat mengungkapkan persepsi mereka terhadap sawit sebelum dan sesudah masuknya investasi, peran serta sikap subjek terhadap investasi sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya ada satu dari dua belas subjek yang mempunyai informasi yang cukup tentang sawit, sebelas lainnya hanya mendengar. Ketidakcukupan informasi tentang sawit menciptakan kekhawatiran tentang nasib dan masa depan mereka jika investasi sawit masuk, sehingga ada aksi penolakan berupa penggalangan petisi. Kontestasi antroposentrisme-ekosentrisme terjadi secara personal dan simbolik, perbendaharaan pengetahuan menjadi lebih esensial daripada kontestasinya. Investasi sawit akhirnya diterima dengan berbagai syarat. Sawit semula dipersepsikan sebagai hal yang negatif dan sumber bencana, berangsur dianggap sebagai suatu kesempatan untuk menata kehidupan yang lebih baik. | en_US |