Show simple item record

dc.contributor.advisorLelo, Aznan
dc.contributor.advisorWijaya, Dadik Wahyu
dc.contributor.advisorLumbanraja, Sarma Nursani
dc.contributor.authorFadinie, Wulan
dc.date.accessioned2020-05-12T04:05:12Z
dc.date.available2020-05-12T04:05:12Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/25680
dc.description.abstractBackground: WHO states that preeclampsia is the second leading cause of maternal morbidity and mortality. Clinical symptoms of preeclampsia is hypertension, pain in the pit of the stomach and bleeding that may occur due to systemic vasospasm in patients with preeclampsia. Preeclampsia is a disease with various theories, but there are several theories such as excessive inflammation and imbalance of angiogenesis and lipid peroxidation which are considered to be the cause of preeclampsia. Now many biomarkers have been studied to predict the incidence of preeclampsia, one of which is COX-2, IL-10, MDA, SOD, sFlt-1 and VEGF levels. There is no satisfactory management other than termination of pregnancy. The best choice of termination is with cesarean section under spinal anesthesia. Curcumin is the main natural polyphenol found in the Curcuma Longa (turmeric) which is known to have blood-thinning, analgetic, anti-inflammatory, anti-oxidant and antiangiogenic effects. Aim: This study was to see whether curcumin can change blood-thinning factors, VAS, COX-2, IL-10, MDA, SOD, sFlt-1 and VEGF levels of preeclampsia patients undergoing cesarean section under spinal anesthesia. Methods: This pure experimental study was conducted with a pretest-posttest control group design, double-blinded with randomization The study was conducted at H. Adam Malik General Hospital and USU Medical Faculty’s satellite hospital. Inclusion criteria (preeclampsia pregnant women, aged 19-40 years, single pregnancies with a full gestational age, will have cesarean section under spinal anesthesia) and exclusion criteria (have infectious and chronic diseases). Sampling was carried out consecutively and 50 samples were collected in a span of 7 months, sample was divided into two groups, the curcumin (+) group who received 100 mg of curcumin and the curcumin (-) group which get an empty capsule. 3 times the examination carried out namely before treatment (T0), 90 minutes after treatment (T1) and 12 hours after treatment (T2). Data analysis was performed by Saphiro Wilk, Mann Whitney, Friedman, and Wilcoxon statistical tests. Results: At the time of processing samples, as many as 4 samples must be excluded from the study. In total there were 46 samples, of which there were 23 in each group. The mean serum levels of sFlt-1 in the curcumin (+) group decrease at T1 with p value = 0.001 and at T2 with p value = 0.002. The mean serum levels of VEGF in the curcumin (+) group increase at T1 with p value = 0.030 and at T2 with p value = 0.022. Likewise, the mean serum levels of COX-2 in the curcumin (+) group decrease at T2 with p value = 0.001. Conclusion: In the curcumin (+) group, there was a decrease in serum sFlt-1 levels, an increase in serum VEGF levels and a decrease in serum levels of COX- 2 which was statistically significantly different.en_US
dc.description.abstractLatar belakang: WHO menyebutkan bahwa preeklampsia merupakan penyebab utama kedua pada morbiditas dan mortalitas ibu. Gejala klinis preeklampsia selain hipertensi adalah nyeri pada ulu hati dan perdarahan yang terjadi karena vasospasme sistemik yang dialami pasien preeklampsia. Preeklampsia merupakan penyakit dengan berbagai macam teori karena etiologinya belum diketahui dengan pasti, beberapa teori seperti inflamasi yang berlebihan dan ketidakseimbangan angiogenesis serta peroksidasi lipid dianggap sebagai penyebab terjadinya preeklampsia. Sekarang banyak diteliti pemeriksaan biomarker untuk memprediksi kejadian preeklampsia, salah satunya adalah kadar serum COX-2, IL-10, MDA, SOD, sFlt-1 dan VEGF. Karena etiologi preeklmapsia yang belum diketahui secara pasti, penatalaksanannya juga belum ada yang memuaskan selain terminasi kehamilan. Pilihan terminasi kehamilan pada preeklampsia adalah dengan seksio sesarea, teknik pembiusan pada seksio sesarea untuk pasien preeklampsia yang paling sering digunakan dan paling aman adalah teknik anestesi spinal. Curcumin adalah polifenol alami utama yang ditemukan di rhizoma Curcuma Longa (kunyit) yang diketahui mempunyai efek pengencer darah, anti nyeri, anti inflamasi, anti oksidan dan antiangiogenik. Tujuan penelitian: Penelitian ini untuk melihat apakah curcumin dapat merubah faktor pengencer darah, VAS, kadar COX-2, IL-10, MDA, SOD, sFlt-1 dan VEGF pasien preeklampsia yang menjalani seksio sesarea dengan anestesi spinal. Metode penelitian: Penelitian eksperimental murni ini dilakukan dengan disain pretest-posttest control group, tersamar ganda dengan randomisasi. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dan rumah sakit jejaring FK USU Kriteria inklusi (ibu hamil preeklampsia, berusia 19-40 tahun, kehamilan tunggal hidup dengan usia kehamilan cukup bulan, akan seksio sesarea dengan teknik anestesi spinal) dan kriteria eksklusi (mempunyai penyakit infeksi dan penyakit kronik). Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif dan sebanyak 50 sampel berhasil dikumpulkan dalam rentang waktu 7 bulan, sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok curcumin (+) yang mendapatkan curcumin 100 mg dan kelompok curcumin (-) yang mendapatkan kapsul kosong. Dilakukan 3 kali waktu pemeriksaan yaitu saat sebelum perlakuan (T0), 90 menit setelah perlakuan (T1) dan 12 jam setelah perlakuan (T2). Analisa data dilakukan dengan uji statistik Saphiro Wilk, Mann Whitney, Friedman, dan Wilcoxon. Hasil: Saat pengolahan sampel, sebanyak 4 sampel harus dikeluarkan dari penelitian karena hasil yang tidak dapat dibaca. Total keseluruhan ada 46 sampel, dimana tiap kelompok sebanyak 23 sampel. Nilai mean kadar serum sFlt-1 pada kelompok curcumin (+) mengalami penurunan yang bermakna secara statistik saat T1dengan nilai p = 0,001 dan saat T2 dengan nilai p = 0,002. Nilai mean kadar serum VEGF pada kelompok curcumin (+) mengalami peningkatan yang bermakna secara statistik saat T1dengan nilai p = 0,030 dan saat T2 dengan nilai p = 0,022. Begitu juga dengan nilai mean kadar serum COX-2 pada kelompok curcumin (+) mengalami penurunan yang bermakna secara statistik saat T2 dengan nilai p = 0,00. Kesimpulan: Pada kelompok curcumin (+) terjadi penurunan kadar serum sFlt-1, peningkatan kadar serum VEGF dan penurunan kadar serum COX-2 yang berbeda bermakna secara statistik.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAnestesi spinalen_US
dc.subjectCurcuminen_US
dc.subjectCOX-2en_US
dc.subjectFaktor pengencer darahen_US
dc.subjectIL-10en_US
dc.subjectMDAen_US
dc.subjectPreeklampsiaen_US
dc.subjectsFlt-1en_US
dc.subjectSODen_US
dc.subjectVASen_US
dc.subjectVEGFen_US
dc.titleEfek Curcumin Terhadap Faktor Pengencer Darah, VAS, Kadar COX-2, IL-10, MDA, SOD, sFlt-1 dan VEGF pada Pasien Preeklampsia yang Menjalani Seksio Sesarea dengan Anestesi Spinalen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM168102002
dc.description.pages168 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record