dc.description.abstract | Pelenitian ini dilakuakan dalam empat tahap, terdiri dari dua tahap penelitian
pendahuluan dan dua tahap penelitian utama.
Penelitian Pendahuluan Tahap 1 dimulai dengan melakukan pembuatan biochar
dari bahan tandan kosong sawit dengan metoda pirolisis yang dilanjutkan dengan
pengujian laboratorium yang dilanjutkan dengan pembandingan karakteristik biochar
tandan kosong sawit yang dihasilkan terhadap empat bahan biochar lainnya untuk
mendapatkan keunggulan biochar tandan kosong sawit yang dihasilkan.
Penelitian Pendahuluan Tahap 2 dilakukan untuk mendapatkan tanah yang akan
digunakan sebagai lokasi pengambilan tanah yang digunakan dalam uji percobaan
dalam skala rumahkasa dan menjadi lokasi uji lapangan. Pada tahap ini dilakukan
survey tanah pada tiga lokasi lahan pertanaman kedelai dengan menggunakan metoda
sampling tanah komposit. Lokasi penelitian ditetapkan atas dasar pembandingan dari
potensi biochar tandan kosong sawit dengan kondisi tanah yang disurvey (tiga lokasi)
dan diperoleh bahwa tanah Inceptisol Wonosari Tanjung Morawa ditetapkan sebagai
lokasi pengambilan tanah uji rumahkasa dan sekaligus menjadi lahan tempat
pelaksanaan uji lapangan.
Penelitian Utama Tahap 1: Pengujian Efektivitas Aranghayati Tandan Kosong
Sawit di Rumahkasa. Hasil pengujian pada tahap ini diperoleh bahwa tingkat dosis
biochar tandan kosong sawit hingga tingkat aplikasi setara dengan 10 t/ha sudah optimal
bagi tanaman secara umum tetapi diperlukan hingga 15 t/ha agar optimal bagi tanaman
kedelai. Atas dasar hasil penelitian pada tahap satu tersebut dilakukan pengujian
lanjutan dengan melaksanakan penelitian tahap kedua dengan aplikasi biochar hingga
15 t/ha. Penelitian Utama Tahap 2: Pengujian Efektivitas Aranghayati Tandan Kosong
Sawit pada Lahan Pertanaman Kedelai.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Biochar tandan kosong sawit bersifat alkali dan mampu memperbaiki kondisi
berbagai sifat kimia tanah seperti: pH, jumlah kation basa, kejenuhan basa kadar K, dan
Mg, cenderung meningkatkan P tersedia tanah dan serapan P tanaman, meningkatkan
kapasitas pegang air tanah; tinggi tanaman pada umur 21 HST, dan meningkatkan
jumlah pembentukan bintil akar, memberikan pengaruh meningkatkan hasil tanaman
kedelai pada Inceptisol Wonosari Tanjung Morawa. Hasil ini membuktikan biochar
tandan kosong sawit sebagai bahan biochar sebagai sumberdaya dapat diperbaharui
(renewable resources) mampu mensubstitusi bahan kapur pertanian (sebagai
sumberdaya tidak dapat diperbaharui atau non-renewable resources) memperbaiki
kondisi tanah masam.
2. Bahan kapur pertanian berpengaruh dengan sangat nyata meningkatkan pH
tanah, Ca, jumlah kation basa, persen kejenuhan basa tanah, tinggi tanaman 21 HST,
bobot 100 biji dan berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman 14 HST, tetapi
tidak berengaruh nyat terhadap parameter lainnya pada Inceptisol Wonosari Tanjung
Morawa.
3. Aplikasi biochar tandan kosong sawit dengan kapur pertanian meningkatkan
jumlah kation basa, persen kejenuhan basa dan berpengaruh nyata meningkatkan pH,
kadar K tanah, pada Inceptisol Wonosari Tanjung Morawa.
Dari hasil penelitian direkomendasikan:
1. Gunakan biochar tandan kosong sawit setara 5,0 t/ha dalam upaya ameliarasi
tanah masam menggantikan bahan kapur pertanian setara dengan 5,5 t/ha.
2. Tidak perlu menggunakan kedua bahan ini secara kombinasi, penggunaan
biochar tandan kosong sawit secara mandiri karena perbaikan hara yang dihasilkan lebih
beragam. | en_US |