Analisis Makna Model Rambut Samurai Jepang pada Masa Feodal (Tokugawa)
Hōken Jidai No Nihon No Bushi No Kamigata No Imi No Bunseki (Tokugawa)
View/ Open
Date
2019Author
Ginting, Rahmadini
Advisor(s)
Situmorang, Hamzon
Pujiono, Mhd
Metadata
Show full item recordAbstract
Keshogunan Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Tokugawa Ieyasu dan secara turun temurun dipimpin oleh shogun keluarga Tokugawa. Masa pemerintahan keshogunan Tokugawa inilah yang disebut dengan zaman Edo. Zaman Edo juga disebut sebagai awal zaman modern di Jepang, karena pada masa itu ibu kota Jepang terletak di Edo atau sekarang Tokyo. Di masa Keshogunan Tokugawa, rakyat Jepang dibagi-bagi menurut sistem kelas berdasarkan pembagian kasta yang dicanangkan oleh Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi.
Dimana pemerintah Tokugawa secara tegas membagi masyarakat Jepang menjadi empat kelas yaitu kelas militer (bushi), kelas petani (nomin), kelas pengrajin (kosakunin) dan terakhir kelas pedagang (shonin). Tingkatan kelas ini kemudian dikenal dengan shi – no – ko – sho (士 農 工 商), yang kemudian dilaksanakan secara keras dan kaku. Sistem stratifikasi tersebut ditetapkan secara resmi dan tegas oleh Tokugawa Ieyasu.
Dengan adanya ketentuan mengenai pembagian kelas tersebut maka seseorang tidak dapat pindah ke tingkatan yang lebih tinggi walaupun ia memiliki kemampuan dan bakat. Termasuk untuk mengadakan perkawinan campuran adalah sebuah larangan. Seseorang memperoleh tingkatan kelas di dalam masyarakat hanya berdasarkan keturunan saja. Tujuan pemerintah Tokugawa adalah agar kelas-kelas di dalam masyarakat tidak dapat mengumpulkan kekuatan untuk mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah Tokugawa.
Susunan resmi yang ditetapkan Tokugawa mengenai hirarki ini diperkuat dengan perbedaan penampilan, pakaian, tutur bahasa, etika, dan tata rambut serta pemakaian jenis pedang bagi kelas samurai. Maka perubahan akan model atau gaya rambut dapat berubah seiring perkembangan zaman serta kebijakan dari sebuah sistem pemerintahan. Tata rambut yang bervariasi sesuai dengan gaya pakaian, adalah terutama digunakan untuk mengungkapkan posisi, sifat, dan kepekaan seseorang dari pada untuk menata rambut seseorang.
Gaya rambut juga berbeda menurut latar belakang etnis, ciri-ciri alami seseorang, dan standar kecantikan pada periode tertentu. Para samurai menggunakan simbol sebagai tanda yang memiliki makna melalui model rambut yang dikenakan dan penampilannya untuk mengungkapkan siapa dirinya dan bagaimana status sosialnya serta hubungannya antara para samurai dalam sebuah interaksi sosial masyarakat Jepang pada masa feodal (Tokugawa). Adanya sistem kasta atau kelas masyarakat yang sangat ketat dilaksanakan pada masa feodal Tokugawa membuat penampilan serta model rambut juga harus sesuai dengan kastanya. Hanya dengan melihat tatanan busana yang dikenakan dan model rambut seseorang maka langsung dapat menyimpulkan berasal dari kasta mana orang tersebut.
Pada Periode Edo (1603-1867) pria mengenakan rambut mereka dengan gaya yang disebut "chonmage". Chonmage merupakan tatanan rambut pendek ala Jepang, rambut chonmage ini dianggap tenar tepatnya pada abad 17, pada zaman itu pengguna rambut chonmage tidak hanya samurai, tetapi pedagang, pengrajin, petani, pengembara juga menggunakan rambut tipe chonmage ini. Masyarakat Jepang sejak dahulu kala ternyata telah menggemari tatanan rambut seperti itu seperti dapat dilihat dari patung-patung tanah liat dari Periode Kofun.
Pada masa feodal (Tokugawa) hampir tidak mengalami perang dan Samurai kehilangan posisi mereka untuk berperan aktif sebagai pejuang di medan perang jadi Samurai mulai membuat peraturan untuk mencukur kepala mereka dan mengikat rambut yang tersisa di atasnya untuk meningkatkan kecocokan dengan setiap orang.
Collections
- Undergraduate Theses [562]