Perubahan Ciri Tradisional pada Ramen Makanan Jepang di Medan
View/ Open
Date
2019Author
Siregar, Meidina Anindita
Advisor(s)
Situmorang, Hamzon
Metadata
Show full item recordAbstract
Skripsi ini berjudul Perubahan Ciri Tradisional pada Ramen Makanan Jepang di Medan. Skripsi ini meneliti tentang perbedaan ramen di Jepang dengan ramen yang ada di restoran Jepang di Medan dan juga perubahan tradisional yang terdapat pada ramen Jepang yang ada di Medan. Ramen adalah mie kuning dengan bentuk yang panjang juga tipis yang terbuat dari tepung terigu, air, dan garam yang dihiasi dengan berbagai topping seperti daging babi, daun bawang, kue ikan, dan lain sebagainya. Kata ramen berasal dari bahasa China yaitu la mian yang artinya mie yang ditarik. Ramen diperkenalkan oleh pedagang China sekitar tahun 1880. Ramen awalnya merupakan makanan yang disediakan untuk pekerja dan pelajar China di Jepang. Tetapi lama-kelamaan ramen menjadi makanan tradisional khas Jepang. Ada banyak jenis ramen, namun yang paling umum dikenal hanya 4 jenis yaitu shio, shōyu, miso, dan tonkotsu ramen.
Kebudayaan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah yang berarti budi dan akal. Kebudayaan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, namun apabila dibagi berdasarkan zaman dapat dibagi menjadi kebudayaan tradisional dan kebudayaan modern. Kebudayaan tradisional merupakan kebudayaan yang diciptakan oleh manusia pada zaman dahulu yang bersifat tradisional dan diturunkan secara turun-temurun. Biasanya kebudayaan ini terdiri atas beraneka ragam budaya dari beberapa daerah. Kebudayaan ini tersebar di seluruh negara, khususnya Jepang yang mempunyai banyak budaya tradisional baik secara lisan maupun tulisan. Orang Jepang selalu menjaga unsur tradisional budaya mereka sampai sekarang, khususnya pada makanan khas Jepang. Salah satu makanan yang tetap dijaga unsur tradisionalnya sampai sekarang adalah ramen. Ciri khas ramen tradisional biasanya terletak pada mie kuning dan juga porsi yang banyak juga topping yang rapi dan indah. Dalam penelitian ini digunakan teori adaptasi budaya yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana ramen makanan Jepang menyesuaikan diri dengan budaya yang ada di Medan. Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendapatkan data yang akurat melalui berbagai metode seperti wawancara, observasi, analisis dokumen, dan lain sebagainya. Untuk penelitian ini, penulis meneliti 6 restoran Jepang yang ada di Medan mulai dari yang ada di pusat kota sampai yang ada di pinggiran kota Medan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ciri tradisional ramen Jepang di restoran Jepang di Medan berangsur-angsur menghilang. Semakin restoran tersebut berada di pinggir kota, ciri tersebut semakin menghilang karena beradaptasi dengan selera orang Medan. Dan juga, suasana tempat makan dan juga alat makannya semakin ke pinggir kota semakin mengikuti style orang Indonesia.
Collections
- Undergraduate Theses [525]