Show simple item record

dc.contributor.advisorAlimansyar
dc.contributor.authorSyahfitri, Aldinda
dc.date.accessioned2020-07-21T03:44:18Z
dc.date.available2020-07-21T03:44:18Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/26845
dc.description.abstractLove Hotel pada masyarakat Jepang sudah ada sejak akhir 1950-an hingga saat ini. Pada awalnya Love Hotel digunakan sebagai tempat menginap untuk para Backpacker. Seiring perkembangan zaman, Love Hotel berubah fungsi sebagai tempat untuk ritual pertemuan dua manusia di atas ranjang dengan berbagai fasilitas yang lengkap di dalamnya. Biasanya Love Hotel terletak di dekat perkantoran besar dan pusat perbelanjaan atau terletak di sekitaran stasiun kereta api, terminal bus dan bandara. Pandangan masyarakat Jepang terhadap seksual adalah hal yang alami dan merupakan bagian kehidupan manusia, itu dikarenakan masyarakat Jepang memiliki kepercayaan yaitu kepercayaan Shinto. Kepercayaan Shinto tidak mengakui adanya baik maupun jahat, sehingga konsep dosa dan kesalahan pribadi yang begitu umum dikaitkan dengan seks dalam budaya barat tidak ada dalam tradisi Jepang. Seperti itulah yang terjadi pada Love Hotel yang semakin banyak orang yang menggunakannya, semakin banyak juga fungsi yang muncul karena adanya inovasi pada sebuah penginapan ini, dimana para penyewa penginapan bisa memilih jangka inap yang lebih pendek untuk keperluan yang singkat. Banyak juga masyarakat Jepang yang menggunakan Love Hotel sebagai tempat penginapan. Dimana para turis yang datang ke Jepang hanya bermodalkan untuk berbackpacker, mereka memilih penginapan dengan harga murah di Love Hotel, dari pada di hotel-hotel biasa dengan harga tinggi untuk satu hari atau permalam saja. Dan tidak membuat Love Hotel ini berhenti untuk membuat atau menciptakan inovasi-inovasi yang baru untuk menarik para pelanggan untuk datang dan menikmati layanan untuk melakukan hubungan seksual. Orang-orang yang menikmati layanan Love Hotel memiliki alasan seperti sedikitnya interaksi dengan karyawan Love Hotel, serta membantu para pasangan dalam mendapatkan hubungan seksual yang mereka harapkan karena fasilitas yang menarik untuk dilakukan. Dan juga Love Hotel ini sering dijadikan tempat untuk penelitian, karena budaya seksual di Jepang yang semakin terbuka. Banyak peneliti yang berasal dari Jepang dan luar Jepang mencoba mempelajari fenomena Love Hotel. Bagi mereka fenomena Love Hotel ini dapat dengan melakukan kunjungan ke hotel tersebut, Love Hotel yang berada pada masyarakat Jepang memiliki banyak jenis variasi dan juga sarana atau fasilitas di dalamnya, sehingga menjadi salah satu informasi yang penting untuk dapat mempelajari bagaimana cara pikir atau hal apa yang masyarakat Jepang nikmati dalam melakukan hubungan seksual.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectLove Hotelen_US
dc.titleFenomena Love Hotel pada Masyarakat Jepangen_US
dc.title.alternativeNihon Shakai Ni Okeru Rabu Hoteru No Genshouen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM150708039
dc.description.pages64 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record