Adat Turun Tanah Pada Anak Masyarakat Melayu Sei Bilah Kabupaten Langkat Kajian : Semiotik
View/ Open
Date
2020Author
Sihombing, Rajab
Advisor(s)
Rozanna, Mulyani
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini berjudul Adat Turun Tanah Pada Anak Masyarakat Melayu Sei Bilah Kabupaten Langkat Kajian : Semiotik. Adat Turun Tanah Pada Anak merupakan salah satu tradisi masyarakat Melayu Sei Bilah yang diyakini agar anak tidak mudah sakit dan jauh dari mara bahaya. Adat ini biasanya dilaksanakan pada saat si anak mulai berusia 40 hari atau setelah nipas ibu selesai. Pada zaman modern ini, masih banyak tradisi yang tetap dipertahankan secara turun temurun, oleh karena itulah, penulis tertarik untuk meneliti tentang ini. Permasalahan yang akan dibicarakan dalam tulisan ini adalah tahapan-tahapan, makna, dan fungsi adat turun tanah pada anak masyarakat Melayu Sei Bilah Kabupaten Langkat. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, bukan angka-angka. Pendekatan ini menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi langsung pada objek, wawancara dan kepustakaan. Penelitian ini menggunkan teori semiotik, yaitu membahas tentang makna adat turun tanah pada anak seperti tepung tawar dan upah-upah, bercukur, memandikan anak, turun tanah, membawa anak jalan-jalan, dan mengayunkan anak. Hasil penelitian, tradisi ini masih sering dilakukan dan sebagai bentuk kepercayaan akan meminta keselamatan dan kesehatan terhadap anak lewat adat tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Collections
- Undergraduate Theses [201]