Deskripsi Upacara Ritual dan Struktur Musik Ulaon Gondang Hahohomion Tu Sisingamangaraja pada Masyarakat Golongan Siraja Batak Parbaringin Malim Marsada
View/ Open
Date
2020Author
Siahaan, Ivan Sanjaya
Advisor(s)
Tarigan, Kumalo
Naibohu, Torang
Metadata
Show full item recordAbstract
Ritual gondang hahohomion dilaksanakan sekali dalam setahun sesuai dengan hari wafatnya Sisingamagaraja XII yakni pada tanggal 17 Juni 1907. Berdasarkan ajaran Golongan Siraja Batak, gondang hahohomion (upacara ritual untuk merenungkan jasa-jasa leluhur) bertujuan untuk Sisingamangaraja XII dikarenakan Sisingamangaraja adalah salah satu tokoh penting dalam kosmologi kepercayaan Siraja Batak, dia menempati urutan ke 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) tokoh spiritual yang wajib menerima pelean (persembahan) dari umatnya pada setiap pelaksanan ritual peribadatan.
Gondang memiliki beberapa arti dalam masyarakat Batak Toba, gondang sebagai upacara ritual, gondang sebagai ansembel musik dan godnang sebagai judul repotoar musik. Gondang yang di maksut dalam ulaon gondang haohomion tu Sisingamangaraja adalah gondang sebagai upacara ritual.
Upacara ritual gondang hahohomion diiringi ansambel gondang sabangunan atau gondang bolon yaitu ansambel musik Batak Toba. Komposisi instrumen pada ansambel ini terdiri dari: sarune bolon (double reed aerphone), satu set taganing (singgel head barel drum membranofon, drum chime), satu set ogung (metalofon idophone bossed gongs), satu hesek (idiofon). Ansambel ini di mainkan oleh 6-8 orang yang disebut pargonsi yang terdiri dari satu orang parsarune (pemain sarune), dua orang partanganing (pemain taganing), tiga sampai empat orang parogung (pemain ogung), dan satu orang parhesek (pemain hesek).
Collections
- Undergraduate Theses [303]