• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Social Sciences and Political Science
    • Department of Sociology
    • Undergraduate Theses
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Social Sciences and Political Science
    • Department of Sociology
    • Undergraduate Theses
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Kearifan Lokal Masyarakat Batak Toba Dalam Mitigasi Bencana di Danau Toba (Studi Kasus di Desa Tomok Kecamatan Simanindo)

    View/Open
    Fulltext (3.107Mb)
    Date
    2020
    Author
    Sidabutar, Diana
    Advisor(s)
    Simanihuruk, Muba
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Disasters often become scary events for everyone. Feelings of loss, fear, sadness, anger, terror, frustration and even gratitude are feelings that are often experienced when facing disasters. For this reason, there is a need for forms of prevention to reduce or even overcome disasters. One form that is still used is local wisdom, although many men pros and cons of local knowledge are still often used, especially in disaster mitigation.The purpose of this research is to find out how local wisdom in Lake Toba in disaster mitigation and its application. In this study, researchers used a qualitative approach with descriptive methods. The research location was conducted in Tomok village, Simanindo sub-district, Samosir Regency, North Sumatra Province. The results showed that the Toba Batak people especially those living in Tomok village still held strong beliefs with wisdom. The local wisdom of the Toba Batak people, especially those living in Tomok village relating to the mitigation of accident disasters in water transportation, disease outbreaks, drought is reflected in (1) the tradition of "Martamiang" as a form of mitigation before the disaster namely by making a request for blessings and delivery of offerings at Lake Toba should be kept away from accidental disasters in water transportation. (2) Mangelek as a form of mitigation after a disaster occurs, through rituals conducted to persuade and ask for instructions to the inhabitants of Lake Toba to be assisted in the search for victims of disasters in Lake Toba. (3) Offering as a form of mitigation after a disaster is a request to Debata so that outbreaks of disease that are plaguing the community as a result of drought immediately be kept away. (4) Cultivation traditions (Mamonggar, Manggohi, Mangalaelae, mamonamona), namely by the rules of choosing the time for farming, the choice of plant species that may be planted. This is a form of mitigation before disasters such as epidemics and crop failures.
     
    Bencana seringkali menjadi peristiwa yang menakutkan bagi setiap orang. Perasaan kehilangan, ketakutan, kesedihan, marah, teror, frustasi bahkan bersyukur merupakan perasaan yang kerap dialami saat menghadapi bencana. Untuk itu perlu adanya bentuk-bentuk pencegahan dalam mengurangi bahkan mengatasi terjadinya bencana. Salah satu bentuk yang masih digunakan yaitu kearifan lokal walaupun banyak menui pro dan kontra ilmu pengetahuan lokal ini masih kerap digunakan khususnya dalam mitigasi bencana. Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kearifan lokal di Danau Toba dalam mitigasi bencana serta penerapannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di desa Tomok, kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Batak Toba khususnya yang tinggal di desa Tomok masih ada yang memegang kuat kepercayaannya dengan penuh kearifan. Kearifan lokal masyarakat Batak Toba khususnya yang tinggal di desa Tomok yang berkaitan dengan mitigasi bencana kecelakaan pada transportasi air, wabah penyakit, kekeringan tercermin dalam (1) tradisi “Martamiang”sebagai bentuk mitigasi sebelum terjadinya bencana yakni dengan melakukan permohonan berkat serta penyampaian sesajen di Danau Toba agar dijauhkan dari bencana kecelakaan pada transportasi air. (2) Mangelek sebagai bentuk mitigasi pasca terjadinya bencana, melalui ritual yang dilakukan untukmembujuk serta meminta petunjuk kepada penghuni Danau Toba agar dibantu dalam pencarian korban akibat bencana di Danau Toba. (3) Persembahan sebagai bentuk mitigasi pasca terjadinya bencana yakni permohonan kepada Debataagar wabah penyakit yang sedang melanda masyarakat akibat dari kekeringan segera dijauhkan. (4) Tradisi perladangan (Mamonggar, Manggohi, Mangalaelae, mamonamona) yakni dengan aturan pemilihan waktu berladang, pemilihan jenis tanaman yang boleh ditanam. Hal ini merupakan bentuk mitigasi sebelum terjadinya bencana seperti wabah penyakit serta gagal panen.

    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/27496
    Collections
    • Undergraduate Theses [1027]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV