dc.contributor.advisor | Sufarnap, Erliera | |
dc.contributor.advisor | Siregar, Darmayanti | |
dc.contributor.author | Novalia, Trio | |
dc.date.accessioned | 2020-09-15T03:17:38Z | |
dc.date.available | 2020-09-15T03:17:38Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/27580 | |
dc.description.abstract | Introduction: inflammation, pain and discomfort associated with orthodontic
treatment can cause stress which lead to an increased cortisol level. Vitamin E does
not only act as an antioxidant but may also have effects on stress hormones. This
study aims to evaluate the effect of vitamin E on stress level measured by cortisol
level after orthodontic force in Wistar rats. Materials and Methods: Wistar rats
were divided into 5 groups. One group received neither vitamin E nor orthodontic
force. Other four groups were given vitamin E and orthodontic force for 0, 1, 3, and
7 days respectively. Wistar rats in each group were sacrificed. Blood samples were
drawn and centifuged. The plasma was drawn off. Cortisol level was determined
using ELISA. Results: ANOVA (GLM-RM) analysis showed significant
difference of cortisol level in all time interval (p value = 0,027). Mann-Whitney
analysis showed no significant difference between group with and without
vitamin E on day-0 orthodontic force (p value = 0,225). Highest cortisol level
occured a day after orthodontic force in group given vitamin E. Decreasing cortisol
level was seen in groups who received orthodontic force more than a day. Mean
value of cortisol level in each vitamin E group with different duration of orthodontic
force is still lower compared to mean value of group received neither vitamin E nor
orthodontic force. Conclusion: Vitamin E could reduce stress effect measured by
cortisol level in Wistar rats. | en_US |
dc.description.abstract | Pendahuluan: Perawatan ortodonti yang identik dengan inflamasi, rasa sakit dan
ketidaknyamanan menyebabkan kondisi stres yang dapat meningkatkan kadar
hormon kortisol. Vitamin E tidak hanya bekerja sebagai antioksidan, namun juga
berpengaruh terhadap hormon stres. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
bagaimana pengaruh vitamin E terhadap stres yang dilihat dari kadar hormon
kortisol dengan pemberian gaya ortodonti pada tikus Wistar. Metode: Sampel tikus
Wistar dibagi menjadi lima kelompok. Satu kelompok tanpa suplemen vitamin E
dan tanpa gaya ortodonti. Empat kelompok lainnya diberikan suplemen vitamin E
dan gaya ortodonti masing-masing 0, 1, 3, dan 7 hari. Euthanasia tikus Wistar di
tiap kelompok serta pembuatan plasma darah dengan sentrifuge. Uji ELISA
dilakukan untuk mengetahui kadar hormon kortisol masing-masing serum darah.
Hasil: Uji ANOVA GLM-RM menunjukkan terdapat perbedaan kadar hormon
kortisol yang signifikan pada semua interval waktu pengamatan (p=0,027). Uji
Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok tanpa vitamin E dengan kelompok vitamin E tanpa pemberian gaya
(p=0,225). Kadar hormon kortisol yang paling tinggi pada perlakuan pemberian
vitamin E terjadi pada kelompok pemberian gaya ortodonti setelah 1 hari.
Penurunan kadar hormon kortisol terlihat pada kelompok gaya ortodonti yang
diperpanjang sampai 3 dan 7 hari. Nilai rerata tiap kelompok pemberian vitamin E
dengan durasi gaya ortodonti yang berbeda-beda masih lebih rendah dibandingkan
nilai rerata kelompok tanpa vitamin dan tanpa gaya ortodonti. Kesimpulan:
Pemberian vitamin E menurunkan kondisi stres yang dilihat dari kadar hormon
kortisol pada tikus Wistar. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Gaya Ortodonti | en_US |
dc.subject | Stres | en_US |
dc.subject | Kortisol | en_US |
dc.subject | Vitamin E | en_US |
dc.title | Perbedaan Rerata Kadar Hormon Kortisol pada Tikus Wistar yang Diberikan Gaya Ortodonti dan Suplemen Vitamin E | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM167160007 | |
dc.description.pages | 78 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |