Analisis Psikologis pada Tokoh Ishida dalam Manga “Koe No Katachi” Karya Yoshitoki Ooima Yoshitoki Ooima No Manga “Koe No Katachi” Ni Okeru Ishida No Kyarakuta No Shinrigaku Bunseki
View/ Open
Date
2020Author
Tryansyah, Rochim
Advisor(s)
Kusdiyana, Eman
Metadata
Show full item recordAbstract
漫画は日本からのコミックの指定であり、著者は漫画家と呼ばれます。文学作品のように、漫画にはさまざまなジャンルがあります。ロマンス、コメディ、ホラー、スリラー、ファンタジー、ドラマ、人生のスライスなどのジャンルがあります。これらのジャンルの中で、インドネシアで最も興味深く、広く流通しているジャンルはドラマのジャンルです。人気のあるドラマのジャンル漫画の1つは「声のカタチ」です。
良時大今の「声のカタチ」の漫画は、2000年代、平成の日本の生活に基づいています。この漫画は小学生の時代、聴覚障害を持つ西宮硝子という子をいじめたために、彼の友達にいじめられて、中学時代に友人に疎まれた、石田将也という少年について語る。いじめをカルマと見なしている石田は、中学の時代、で一人でいることを決めて、高校の時代全生徒を嫌う。落ち込んだとき、石田将也は彼の周りの人々の顔を見ることができなくなりました。彼はまた、自殺をしようとしていたが、西宮硝子と再会した後はそうではなかった。
この物語では、石田は作家にを通して、硝子をいじめるため、因果応報として、他の人からの同じ扱いにされたと描写されています。同じいじめの扱いが石田をいじめた他の人物によって示されました。石田が経験したいじめは彼に心理的問題を起こした。「声のカタチ」の漫画の中では石田将也の心理的な問題が描写されていから、心理学との関係を議論するのは興味深い。文学作品の分析では、文学批判に対するさまざまなアプローチで行うことができます。その一つは心理学的アプローチです。
この研究の目的は、心の構造と石田が経験した精神障害の原因を記述することです。使用される理論は、ジークムント・フロイトによる精神分析、ジョナサン・トリスナによるうつ病理論、シャルル・モリスによる記号論的アプローチです。
フロイトによると、心の構造は、三つの人格システム、すなわちid、ego、superegoの対立と和解の結果です。うつ病は、通常、身体の動きと機能の低下を伴う悲しい感情です。落ち込んでいる状態から無力状態へと始まります。ジョナサン・トリスナによると、うつ病は興奮と人生への熱意の喪失を特徴とする感情です。さらに、うつ病になりやすく、不機嫌で、幸せを感じるのが難しく、悲観的であるという特徴を持つ人もいます。チャールズ・モリスによる記号論は「サインプロセス、何かがいくつかの生物のにとってサインであるときのプロセス」としてのものです。この研究のデータは、研究に関連する書籍または参考資料であり、インターネットからも入手できます。
この研究の結論は、石田がうつ病という心理的障害を経験していることです。石田が経験したうつ病の特徴は、過去に硝子をいじめしたことに対する後悔に起因する自己嫌悪です。石田はまた、卑劣な振る舞いを示し、他人を批判し、自己嫌悪します。石田は将来に対する悲観的な考えによって引き起こされる自殺の考えと特徴を示しています。石田は、過去の記憶によって引き起こされた苦痛を示し、後、翔子に叫ぶことによっていらいらを示します。石田の性格は、協会から撤退したいといううつ病な性質と, 石井の過去をクラスの全員にさらした川井による絶望感。石田は悲観的な思考のうつ病な性質を示しており、また過去に硝子に対する行為によって後悔はずっと彼を祟った。漫画「声のカタチ」の人物石田の心の構造は、三つのid行動を示しています。それは年上の人に殴られて幸せを感じるように非論理的に振る舞い、硝子をいじめるような不道徳な自己満足を求めて、翔子をいじめた後、盲目である満足を示しています。「声のカタチ」の漫画の中に、石田の先生からのショウコをいじめてはいけないという警告の形で、エゴに抑えられて石田のID振る舞いがあります。それから、石田が自殺することを禁じる石田の母親からの禁止という形で、スーパーエゴに抑えられて石田のID振る舞いもあります。 Manga adalah sebutan komik dari Jepang dan penulisnya disebut mangaka. Manga sama sepeti karya sastra mempunai genre yang berbeda – beda. Ada genre romance, comedy, horror, thriller, fantasy, drama, slice of life dan lain sebagainya. Diantara genre tersebut, genre yang paling menarik dan banyak beredar di Indonesia adalah genre drama. Salah satu manga bergenre drama yang popular diantaranya adalah “Koe no Katachi”.
Manga “Koe no Katachi” karya Yoshitoki Ooima didasarkan pada kehidupan di Jepang pada tahun 2000-an, zaman Heisei. Manga ini menceritakan tentang anak laki - laki bernama Ishida Shouya yang dibully ketika SD dan di jauhi oleh teman - temannya ketika SMP karena membully anak tuna rungu bernama Nishimiya Shouko ketika SD. Ishida yang menganggap penjahilannya adalah karma, mulai memutuskan untuk menyendiri saat SMP dan membenci semua orang ketika SMA. Ketika depresi, Ishida Shouya mulai tidak bisa melihat wajah orang–orang di sekitarnya. Dia juga hampir berniat bunuh diri namun tidak jadi setelah bertemu kembali dengan Nishimiya Shouko.
Dalam cerita ini tokoh Ishida digambarkan pengarang sebagai orang yang karena membully Shoko, mendapatkan pembalasan perlakuan yang sama dari orang lain. Sehingga perlakuan pembullyan yang sama ditunjukkan oleh tokoh - tokoh lain yang memnjahili Ishida. Penindasan yang di alami Ishida mengakibatkan timbulnya masalah psikologi padanya. Dalam cerita manga “Koe no Katachi” , tergambar masalah psikologi pada tokoh Ishida Shouya, sehingga menarik untuk dibahas kaitannya dengan psikologi. Dalam menganalisis karya sastra dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan kritik sastra, salah satunya adalah pendekatan psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur jiwa dan penyebab gangguan psikologis yang dialami oleh Ishida. Teori yang digunakan adalah psikoanalisis menurut Sigmund Freud, teori depresi menurut Jonathan Trisna, dan pendekatan semiotik menurut Charles Morris. Struktur jiwa menurut Freud, merupakan hasil konflik dan rekonsiliasi ketiga system kepribadian yaitu id, ego, dan superego. Depresi adalah suatu perasaan sedih yang biasanya disertai dengan melambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sampai pada keadaan tak berdaya. Menurut Jonathan Trisna, depresi adalah perasaan yang ditandai dengan kehilangan kegembiraan dan semangat hidup. Selain itu, ada juga orang yang rentan terkena depresi ini mempunyai ciri - ciri seperti pemurung, sulit untuk merasa bahagia, dan pesimis. Semiotik menurut Charles Morris adalah sebagai suatu „proses tanda, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda bagi beberapa organisme‟. Data dalam penelitian ini adalah buku - buku atau referensi yang berhubungan dengan penelitian, dan juga dari internet. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ishida mengalami gangguan psikologis berupa depresi. Ciri - ciri depresi yang di alami Ishida adalah membenci diri sendiri yang disebabkan karena penyesalan karena telah menindas Shouko di masa lalu. Ishida juga menunjukkan adanya perilaku suka mencela, mengkritik orang lain dan membenci diri sendiri. Karakter Ishida menunjukkan ciri - ciri depresi dari gagasan bunuh diri yang disebabkan oleh pikiran pesimis terhadap masa depan. Karakter Ishida menunjukkan rasa tertekan yang disebabkan oleh ingatan masa lalu, kemudian menunjukkan rasa iritabilitas dengan berteriak kepada Shouko. Karakter Ishida menunjukkan ciri - ciri depresi dari rasa ingin menarik diri dari pergaulan dan perasaan putus asa yang disebabkan oleh Kawai karena telah membongkar masa lalu Ishida kepada semua yang ada di kelas itu. Karakter Ishida menunjukkan ciri - ciri depresi dari berpikiran pesimis dan menyesali masa lalu yang disebabkan karena perbuatan Ishida kepada Shouko di masa lalu yang terus menghantui Ishida. Struktur jiwa pada tokoh Ishida dalam manga “Koe no Katachi” menunjukkan tiga perilaku id yaitu, berperilaku tidak logis seperti merasa senang karena dipukul oleh orang yang lebih tua. Mencari kesenangan diri sendiri yang bersifat amoral seperti membully Shouko. Menunjukkan kepuasan yang bersifat buta setelah membully Shouko. Dalam manga yang berjudul “Koe no Katachi” adanya perilaku id ishida yang ditekan oleh ego berupa teguran dari guru Ishida untuk tidak mengolok - olok Shouko. Kemudian ada juga perilaku id ishida yang ditekan oleh superego berupa larangan dari ibu Ishida yang melarang Ishida untuk bunuh diri.
Collections
- Undergraduate Theses [525]