Fenomena Soushokukei Danshi di Jepang Nihon Ni Okeru Soushokukei Danshi No Genshou
Abstract
Soushokukei Danshi mengacu kepada pria yang tidak mengambil alih atau memimpin di sebuah hubungan. Soushokukei Danshi dikatakan juga tidak tegas dan seperti berharap wanita untuk memimpin di dalam sebuah hubungan. Mereka juga biasanya memliki badan yang kurus, tidak bisa memulai pembicaraan, pasif terhadap apapun.
Soushokukei danshi, sebagai salah satu kelompok sosial baru yang muncul dalam masyarakat jepang sesuai dengan perubahan jaman, memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan mereka dengan kelompok-kelompok sosial lain.
Salah satu karakteristik tersebut adalah keengganan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Keengganan tersebutlah yang mengakibatkan perubahan pandangan terhadap wanita, pola aktivitas seksual dan pandangan terhadap pernikahan yang pada akhirnya mempengaruhi laju shoushika di Jepang..
Soushokukei danshi memiliki beberapa karakteristik khusus, baik fisik maupun nonfisik. Karakteristik yang dapat dilihat secara fisik, soushokukei danshi memliki ciri khas yang membuat orang dapat mengenali mereka dengan mudah.
Pertama, pada umumnya soushokukei danshi memiliki tubuh langsing dan proporsional. Kedua, mereka gemar mengenakan pakaian yang menunjukkan selera terhadap mode. Dalam urusan berpakaian, mereka tidak ragu untuk mengenakan warna cerah yang sebelumnya dipandang tidak umum untuk digunakan oleh pria. Karakteristik ketiga adalah mereka gemar berdandan dan rajin melakukan perawatan kulit.
Untuk karakteristik bersifat nonfisik, yang paling menonjol adalah perhitungan terhadap uang, minim ambisi dalam pekerjaan, memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap fesyen dan kosmetik, dekat dengan teman dan keluarga terutama dengan ibu, bersifat tenang dan lembut, dan Memiliki keengganan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.
Ketidakmampuan soushokukei danshi untuk mengekspresikan diri telah membentuk salah satu sifat dasar soushokukei danshi, yaitu takut terhadap kegagalan. Sifat tersebut pada gilirannya mengakibatkan soushikukei danshi tidak memiliki keberanian untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis karena merasa tidak pandai dalam hal percintaan dan atau takut ditolak. Mereka juga merasa khawatir tidak bisa memuaskan pasangan mereka secara finansial dan atau hubungan seksual. Perasaan inilah yang mendorong soushokukei danshi menjadi enggan untuk mengejar wanita.
Meningkatnya penjualan kosmetik dan kecantikan untuk pria, semakin banyak workshop perawatan bagi pria, gaya berpakaian yang berubah, banyak game love simulation yang terjual, mendorong industri baru
Sedangkan pengaruh negatif dari fenomena soushokukei danshi adalah: Menurunnya konsumsi alkohol pada umur 20-an, angka penjualan mobil yang menurun, menghambat pertumbuhan penduduk, rendahnya pendapatan gaji, munculnya virtual girlfriend
fenomena soushokukei danshi lebih banyak menimbulkan pengaruh negatif, karena efek positif dari fenomena tersebut hanya tertuju kepada bidang ekonomi sedangkan efek negatifnya di bidang ekonomi juga sosial yang merugikan masyrakat luas. Fenomena soushokukei danshi memiliki pandangan berbeda dimata masyarakat Jepang. pandangan masyarakat jepang terhadap fenomena soushokukei danshi di Jepang yang di wakili oleh masyarakat sipil dan soushokukei danshi itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan fenomena soushokukei danshi tidak terlalu mendapat perhatian khusus di masyarakat karena memang sifat asli orang Jepang yang tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekitar.
Padahal sebenarnya fenomena soushokukei danshi sangat berbahaya untuk tingkat kelahiran di Jepang. Karena soushokukei danshi yang tidak tertarik menjalin hubungan terhadap wanita dan para wanita Jepang pun kebanyakan tidak suka dengan soushokukei danshi. Jika tak ada hubungan seks antara pria dan wanita maka takkan ada kelahiran. Artinya tak ada regenerasi yang akan meneruskan kelangsungan hidup negara Jepang.
Collections
- Undergraduate Theses [562]