Show simple item record

dc.contributor.advisorBerutu, Lister
dc.contributor.authorSaragih, Antriyani
dc.date.accessioned2020-09-16T06:46:06Z
dc.date.available2020-09-16T06:46:06Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/27674
dc.description.abstractMakan, makanan dan kuliner makan dapat ditelusuri dengan dua poin yaitu nafsu makan dan rasa lapar. Kuliner adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan dalam konteks gastronomi makanan khas suatu negara atau daerah. Penelitian ini memiliki judul: KULINER DAYOK BINATUR (Studi variasi, arti dan makna) di Kabupaten Simalungun. Peneliti tertarik untuk meneliti terkait kuliner Simalungun, khususnya dayok binatur. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui variasi dan arti dayok binatur dalam upacara adat Simalungun, untuk mengetahui makna dari setiap penyajian dayok binatur dalam upacara adat Simalungun. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan penelitian kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data seperti wawancara dan observasi. Melakukan wawancara yang mendalam dengan beberapa informan di lapangan dan melakukan observasi partisipatif di beberapa upacara adat dan pengolahan dayok binatur. Kuliner adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan makanan dalam konteks gastronomi seperti makanan khas suatu negara atau daerah. Sebagaimana setiap daerah memiliki jenis makanan khas sebagai ident itas budaya setiap suku bangsa. Dayok binatur menjadi makanan yang paling populer di Simalungun, karena memiliki nilai filosofi yang tinggi. Dayok binatur terbuat dari olahan seekor ayam kampung yang diatur seperti ia masih hidup dan tidak pernah ketinggalan di setiap upacara adat Simalungun. Dayok binatur memiliki variasi pengolahan dan penyajiannya dalam upacara adat di Simalungun. Variasi terkait jenis pengolahan dayok binatur, variasi dari penyajian masyarakat wilayah Simalungun atas, Simalungun tengah dan Simalungun bawah, variasi penyajian dayok binatur bagi masyarakat Muslim dan non Muslim di Simalungun. Dayok binatur memiliki makna profan dan sakral. Memiliki makna sakral bagi suku bangsa Simalungun sebagai makanan adat dan memiliki makna profan bagi suku bangsa lain sebagai makanan yang biasa saja untuk menjadi lauk makan dan memiliki nilai jual di beberapa rumah makan tertentu. Ketika dayok binatur menjadi benda profan yakni disajikan di rumah makan, maka berubah makna dari yang sakral ke profan atau biasa saja. Ketika diperjualbelikan di rumah makan, maka akan memiliki nilai jual dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dari suatu penyajian dayok binatur serta pemilihan jenis ayam, bisa digambarkan nilai-nilai dam struktur sosial masyarakat Simalungun dalam upacara adat Simalungun. Dayok binatur mencerminkan salah satu budaya Simalungun yang harus tetap dijaga kelestariannya. Namun perlu dibuat suatu aturan baik dalam bentuk karya tulis agar penggunaannya tidak simpang siur dan tidak berbeda pemahaman dan pengetahuan di tengah masyarakat Simalungun.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKulineren_US
dc.subjectMakanan Adaten_US
dc.subjectDayok Binaturen_US
dc.subjectMasyarakat Simalungunen_US
dc.subjectUpacara Adat Simalungunen_US
dc.titleKuliner Dayok Binatur (Studi Variasi, Arti dan Makna) di Kabupaten Simalungun)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM160905024
dc.description.pages161 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record