Perkembangan Kota Tarutung 1864-1942
View/ Open
Date
2020Author
Siahaan, Pertiwih
Advisor(s)
Agustono, Budi
Warjio
Metadata
Show full item recordAbstract
For the Dutch colonial government, the expansion of Christianity with the arrival
of zending RMG in Tarutung made it easier for the Dutch to expand their control.
The mission of the zending RMG in Tarutung through increased services in
education and health. The Dutch colonial 1879 had set the city of Tarutung into a
Onder Afdeling Silindung as an administrative center for running the various
activities of the colonial government. The Netherlands is constructing directly
related facilities to support government, markets with various economic
activities, the construction of hospitals, the establishment of schools, the
construction of transportation pathways for trade, and the construction of churches
as places of worship.
This thesis research used the approach to urban theory and the approach to social
science. For research methods, this thesis research employed the historical
method. The first stage in this study is to search backenary data to libraries and
institutions that are believed to be the source of data in research, such as to the
National Archives of the Republic of Indonesia in Jakarta, Tengku Luckman Sinar
Library, North Sumatra University Library, Medan City Library, Tarutung
Library, Office Regent of Tarutung, Head Office of Pearaja Tarutung, The
Theological Library of Siantar , and USU Library. After data is collected, the
next stage is to sift through the data that has been acquired and then analyze and
the last stage is the writing of thesis. The thesis study explained how the city of
Tarutung develop 1864-1942. The presence of Western colonialism in its
religious, military, administrative and economic form forms a part that
encouraged the growth of the City of Tarutung. Bagi pemerintah kolonial Belanda, pengembangan agama Kristen dengan
hadirnya zending RMG di Tarutung memudahkan Belanda memperluas
kekuasaannya. Misi Zending RMG melakukan pekabaran Injil di Tarutung
melalui metode peningkatan pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan..
Tahun 1879 kolonial Belanda menetapkan kota Tarutung menjadi Onderafdeling
Silindung sebagai pusat administrasi untuk menjalankan berbagai aktivitas
pemerintah kolonial. Belanda membangun berbagai fasilitas yang berkaitan
langsung untuk mendukung pemerintah seperti, pasar dengan berbagai kegiatan
ekonomi, pembangunan rumah sakit, berdirinya sekolah, pembangunan jalur
transportasi untuk perdagangan, dan pembangunan gereja sebagai tempat ibadah.
Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan teori kota dan pendekatan dalam
ilmu sosial. .Untuk metode penelitian, penelitian tesis ini menggunakan metode
sejarah. Tahapan awal dalam penelitian ini adalah mencari data pendukung ke
berbagai perpustakaan dan lembaga yang dianggap dapat menjadi sumber data
dalam penelitian, misalnya ke Arsip Nasional Republik Indonesia di Jakarta,
Perpustakaan Tengku Luckman Sinar, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara,
Perpustakaan Kota Medan, Perpustakaan Tarutung, Kantor Bupati Tarutung,
Kantor Pusat Pearaja Tarutung, Perpustakaan Sekolah Tinggi Teologia Siantar,
dan Perpustakaan USU. Setelah data terkumpul, tahapan selanjutnya adalah
menyaring data-data yang telah didapat kemudian untuk dianalisis dan tahapan
terakhir adalah tahapan penulisan tesis. Penelitian Tesis ini menjelaskan
bagaimana perkembangan kota Tarutung 1864-1942. Kehadiran kolonialisme
Barat dalam bentuk keagamaan, militer, administrasi dan ekonomi menjadi bagian
yang mendorong perkembangan Kota Tarutung.
Collections
- Master Theses [29]