Rasionalitas Penggunaan Sediaan Intravena pada Penderita Diare di Rumah Sakit TK. II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan

Abstract

Diarrhea disease is a health problem developing people like Indonesia, due to its morbidity and high mortality. The most used drugs during diarrhea therapy are intravenous preparations. This study aims to evaluate the rationality of the use of intravenous preparations during diarrhea therapy which is limited to the right patient, the right indication, the right medicine and the right dosage. This descriptive retrospective study was carried out in a medical record installation of the TK. II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Hospital Medan. The criteria taken are patients with diarrhea with bacterial infections from January to December 2018. The determination of the rationality of drug use in this study was based on WHO's Clinical Practice Guidelines on Management of Acute Infectious Diarrhea. The results showed that based on the Slovin formula there were 90 patients with bacterial diarrhea infected. Inaccuracies in the use of drugs during diarrhea therapy are ceftriaxone overdosing by 12 cases and ciprofloxacin overdosing by 9 cases. There were also interactions of drug use during diarrhea therapy, a combination of drugs that could cause incompatibility between ringer lactate and ceftriaxone in 17 cases and the combination of drugs between ciprofloxacin and ondansetron which can cause an increase in heart rhythm by 9 cases. Based on the description above it can be concluded that the inaccuracy in the use of ceftriaxone and ciprofloxacin is included in the criteria of incorrect dosage and drug use interactions that occur are adverse drug interactions.

Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Obat yang paling banyak digunakan selama terapi diare adalah sediaan intravena. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan sediaan intravena selama terapi diare yang terbatas pada tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Penelitian retrospektif deskriptif ini dilaksanakan di instalasi rekam medik Rumah Sakit TK. II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan. Kriteria yang diambil adalah pasien rawat inap penderita diare dengan infeksi bakteri periode Januari-Desember 2018. Penentuan rasionalitas penggunaan obat pada penelitian ini berdasarkan Clinical Practice Guidelines on the Management of Acute Infectious Diarrhea WHO. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan rumus Slovin terdapat 90 pasien penderita diare terinfeksi bakteri. Ketidaktepatan dalam penggunaan obat selama terapi diare yaitu pemberian dosis berlebih ceftriaxon sebesar 12 kasus dan pemberian dosis berlebih ciprofloxacin sebesar 9 kasus. Terdapat juga interaksi penggunaan obat selama terapi diare yaitu kombinasi obat yang bisa menyebabkan inkompatibilitas antara ringer laktat dengan ceftriaxon sebesar 17 kasus serta kombinasi obat antara ciprofloxacin dengan ondansetron yang bisa menyebabkan peningkatan irama jantung sebesar 9 kasus. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketidaktepatan penggunaan ceftriaxon dan ciprofloxacin termasuk ke dalam kriteria tidak tepat dosis dan interaksi penggunaan obat yang terjadi adalah interaksi obat yang merugikan.