Show simple item record

dc.contributor.advisorHarahap, R. Hamdani
dc.contributor.authorRatih, Isma Purnama
dc.date.accessioned2020-09-24T07:29:59Z
dc.date.available2020-09-24T07:29:59Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/27961
dc.description.abstractTulisan ini berjudul Asuransi Usaha Tani Padi: Narasi Implementasi Kebijakan dan Motif Keikutsertaan Petani di Nagori Kandangan Kabupaten Simalungun yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana implementasi dari kebijakan pemerintah tentang Asuransi Usaha Tani Padi atau disingkat AUTP di Nagori Kandangan. Kemudian apa-apa saja motif petani yang mau ikutserta dalam program tersebut serta faktor pendukung dan penghambat keterlibatan petani. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis dalam menyusun karya ilmiah, serta yang sangat diharapkan dari penelitian ini adalah agar terbentuknnya perhatian yang lebih besar dari pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya sektor usaha tani khususnya padi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik observasi serta wawancara terhadap beberapa informan, yaitu informan yang ahli dalam hal pertanian dan juga AUTP serta informan yang terlibat dalam Asuransi Usaha Tani Padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Nagori Kandangan sudah sadar akan pentingnya asuransi bagi usaha pertaniannya. Mereka berfikiran terbuka tentang nilai baru dalam bertani tersebut. Proses implementasi AUTP ini berjalan baik tidak terlepas dari pihak-pihak yang terlibat diantaranya pemerintah, Pangulu, PPL, Jasindo, Ketua Kelompok Tani, POPT PHP dan tentunya petani. Asuransi Usaha Tani Padi ini dirasa petani cukup membantu dalam proses pertanian apabila mereka mengalami gagal panen, walaupun tidak bisa mengembalikan seluruh modal pertanian namun daripada tidak sama sekali. Namun demikian ada beberapa hal yang menurut petani masih kurang yaitu soal syarat klaim sawah yang rusak sebaiknya dikurangi yaitu jangan 75% kerusakan baru bisa diklaim karena terlalu besar persentasenya. Mereka menganggap 50% kerusakan cukup besar dan dalam asuransi belum bisa diklaim.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectImplementasien_US
dc.subjectKebijakanen_US
dc.subjectAsuransien_US
dc.titleAsuransi Usaha Tani Padi: Narasi Implementasi Kebijakan dan Motif Keikutsertaan Petani di Nagori Kandangan Kabupaten Simalungunen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140905075
dc.description.pages135 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record