Habit “Nongkrong” Di Kafe Pada Remaja ( Studi Deskriptif Pada Remaja Sma Negeri 1 Medan )”

Abstract

Cafes have become a phenomenon or maybe even a new culture that answers the needs of modern society. The lack of comfortable and flexible public spaces has made the cafe an alternative space which is slowly becoming the main choice for interaction and socializing with family and friends. Including students, cafes have become the preferred place to pass the time. The existence of a cafe in the daily life of the people of Medan City, especially for high school adolescents, has gained a separate position as an alternative to using leisure time or a more important purpose. The purpose of this study was to determine the non-hangout habits of teenagers, especially students of SMA Negeri 1 Medan. This research uses consumption teroi analysis according to Baudrillard with a qualitative approach. The location of this research is in the area of Jalan Cik Dik Tiro or the area around SMA N 1 Medan. Data collection techniques are carried out by observation, interviews, documentation and literature study. The results of this study explain that the spread or development of cafes is often associated with being part of a lifestyle. Its existence has become a new means of consumption for young people, especially students, as well as a form of distinction between the dominant class and other classes. For students, the habit of hanging out or going to cafes is different from the needs of adults who generally only consume coffee or just relax, or meet business partners. For young people, especially students nowadays, going and hanging out in cafes is a popular culture in itself where when in the cafe, besides buying food and drinks, they also buy prestige values that result from the popularity of the ngafe culture so that it is not uncommon for young people. nowadays hanging out in cafes only to get a social status that is considered high by others. The term is considered as a hit child

Kafe telah menjadi fenomena atau malah mungkin budaya baru yang menjawab kebutuhan masyarakat modern. Bekurangnya ruang publik yang nyaman dan fleksibel membuat kafe menjadi ruang alternatif yang perlahan menjadi pilihan utama untuk berinteraksi dan bersosialisasi baik bersama keluarga maupun teman-teman. Termasuk bagi kalangan siswa, kafe telah menjadi tempat pilihan mengisi waktu. Keberadaan kafe dalam keseharian masyarakat Kota Medan khususnya bagi remaja SMA telah mendapat posisi tersendiri sebagai salah satu alternatif memanfaatkan waktu luang ataupun tujuan yang lebih penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan nonngkrong para remaja khususnya siswa SMA Negeri 1 Medan. Penelitian ini menggunakan analisis teroi konsumsi menurut Baudrillard dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini berada di kawasan Jalan Cik Dik Tiro atau kawasan sekitar SMA N 1 Medan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi serta studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa merebaknya atau berkembangnya kafe kerap diasosiasikan menjadi bagian dari gaya hidup. Keberadaannya pun menjadi sarana baru konsumsi bagi anak muda khususnya para siswa yang sekaligus sebagai bentuk distinction (jarak) antara kelas dominan dengan kelas lainnya. Bagi para siswa kebiasaan nongkrong atau pergi ke kafe berbeda dengan kebutuhan orang-orang dewasa yang umumnya hanya untuk mengonsumsi kopi ataupun hanya sebatas melepas penat, atau bertemu rekan bisnisnya. Untuk anak muda khususnya siswa saat ini, pergi dan nongkrong di kafe merupakan sebuah budaya populer tersendiri di mana ketika berada di dalam kafe tersebut selain membeli makan dan minuman tetapi juga membeli nilai-nilai prestise yang ditimbulkan dari kepopuleran budaya ngafe tersebut sehingga tak jarang anak muda masa kini nongkrong di kafe hanya untuk memperoleh status sosial yang dianggap tinggi oleh orang lain. Istilahnya dianggap sebagai anak hits.