dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi lintas budaya petugas bea cukai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pembawa barang impor, serta hambatannya dan hal yang perlu dibenahi petugas bea cukai agar tercipta komunikasi lintas budaya efektif di Bandara Internasional Kualanamu. Paradigma yang digunakan konstruktivisme dengan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi pustaka. Informan penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkan 8 (delapan) orang informan terdiri dari 4 (empat) orang petugas bea cukai dan 4 (empat) orang masyarakat yang membawa barang impor. Triangulasi sumber data yaitu Kepala Seksi, Kepala Subseksi Pelayanan, wartawan, dan petugas karantina dengan tujuan untuk memperkuat keabsahan data hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan proses komunikasi lintas budaya petugas bea cukai dalam melayani masyarakat pembawa barang impor sudah dilakukan dengan baik. Petugas bea cukai sudah memiliki kesadaran dan pemahaman tentang perbedaan budaya, motivasi, keterampilan, bahasa verbal dan nonverbal, kesiapan, memiliki niat yang baik, berempati, berpikiran positif, bersikap sabar, dan mampu mengatasi hambatan terkait bahasa, psikologis, dan persepsi. Komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh petugas bea cukai sudah berlangsung efektif dan telah memberikan pelayanan prima kepada penumpang asing dan lokal yang membawa barang impor di Bandara Internasional Kualanamu. Selain itu, pelayanan dan fasilitas fisik bea cukai juga sudah baik, namun untuk mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien pihak bea cukai diharapkan dapat menambah mesin EDC dari bank yang belum tersedia, dapat memberikan pelatihan berkomunikasi dalam melayani penumpang, serta pelatihan bahasa asing kepada seluruh petugas bea cukai yang bekerja di bandara. | en_US |