Analisis Daya Saing Coklat Di Kabupaten Deli Serdang (Studi kasus : Desa Kuala Lau Bicik, Kecamatan Kutalimbaru)

Abstract

The research was carried out from March to May 2016. The objectives are (1) to analyze the private and social benefits, (2) to analyze the comparative and competitive advantages of cocoa plants in Deli Serdang District, and (3) to analyze the impacts of the government policy towards the cocoa competitiveness in the research area. The method of analysis is Policy Analysis Method. The research results show that 1) Cocoa business has the private benefit with total 12,891,020 and social benefit with total 14,511,482 which means that cocoa business in the research area is feasible to be developed because it has the comparative and competitive advantages, 2) Cocoa business has the comparative and competitive advantages which can be seen from the value of PCR and DRCR <1. 3) From the research result, it is found that the government policy on the input-output prices has the negative impact on the farmers’ income in the output private price. However, it has the positive impact on the tradable input private price because of the subsidy that helps the farmers.

Penelitian ini dilakukan di bulan Maret 2016 sampai Bulan Mei 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis keuntungan privat dan keuntungan sosial dan (2) Menganalisis keunggulan komparatif dan kompetitif tanaman coklat di Kabupaten Deli Serdang (3) Menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap daya saing kakao di daerah penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode Policy Analisis Method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usaha tani kakao di Desa Kual Lau Bicik memiliki keuntungan Privat sebesar 12.891.020 dan keunggulan sosial sebesar 14.511.482 yang artinya usahatani kakao di daerah penelitian layak untuk dikembangkan karena memiliki keuntungan komparatif dan kompetitif , Dari hasil penelitian diketahui bahwa usaha tani kakao di Desa Kuala Lau Bicik memeiliki keunggulan kompetiti dan komparatif hal ini dapat dilihat dari nilai PCR dan DRCR dimana nilai maisng – masingnya <1 dan dari hasil penelitian diketahui kebijakan pemerintah pada harga input – output berdampak negatif bagi penerimaan petani pada harga privat output. Namun berdampak positif bagi petani pada harga privat input tradable karena terdapat subsidi yang membantu petani.