Perbandingan Efek Ketamin dan Fentanil Terhadap Perubahan Konsentrasi Interleukin-6 Pada Pembedahan Abdomen Dengan Anestesi Umum
View/ Open
Date
2016Author
Wijayanti, Anjangsari
Advisor(s)
Arifin, Hasanul
Ihsan, Mhd.
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: The human immune system is complex, consisting of both
inflammatory and immune cell responses. Anaesthesia and mayor surgery such as
laparatomy cause release of pro-inflammatory cytokines, especially interleukin-6
(IL-6) in excessive amounts which may cause postoperative complications, immune
cell suppression, end-organ injury, multiple organ failure, and death. The aim of
this study was to investigate the effect of intravenous bolus of 2 mcg/kg fentanyl
followed by continuous 1 mcg/kg/hour fentanyl compared with intravenous bolus
of 0,5 mg/kg ketamine followed by continuous 0,12 mg/kg/hour ketamine in
abdominal surgery under general anaesthesia.
Methods: Double-blinded, randomized clinical trial in 36 patients admitted for
elective abdominal surgery under general anaesthesia and had fulfilled inclusion
and exclusion criterias, which later divided into 2 groups. 18 patiens recevied
intravenous bolus of 2 mcg/kg fentanyl followed by continuous 1 mcg/kg/hour
fentanyl and other 18 receved intravenous bolus of 0,5 mg/kg ketamine followed
by continuous 0,12 mg/kg/hour ketamine. Interleukin-6 consentration is measured
before surgery and 4 hours postoperative. Hemodynamic change and side effect
were also reported.
Results: There was a significantly suppressed production of interleukin-6 in
ketamine group compared with fentanil group (p<0,001) at 4 hours postoperative.
No significant clinical difference found in hemodynamic and side effect in both
groups.
Conclusion: Intravenous bolus of 0,5 mg/kg ketamine followed 0,12 mg/kg/hour
ketamine shown better outcome in suppressing IL-6 consentration during
abdominal surgery under general anaesthesia. Latar Belakang dan Tujuan: Sistem kekebalan tubuh manusia bersifat kompleks,
terdiri dari respon terhadap inflamasi dan respon imun sel. Tindakan anestesi dan
pembedahan mayor seperti laparatomi menyebabkan pelepasan sitokin-sitokin proinflamasi,
terutama interleukin-6 (IL-6) dalam jumlah yang berlebihan sehingga
dapat menyebabkan komplikasi pascabedah, penekanan sistem imun, end-organ
injury, kegagalan organ multipel dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan efek bolus fentanil dosis 2 mcg/kg dilanjutkan infus
kontinu fentanil dosis 1 mcg/kg/jam dan bolus ketamin dosis 0,5 mg/kg dilanjutkan
infus kontinu ketamin dosis 0,12 mg/kg/jam terhadap perubahan konsentrasi IL-6
pada pembedahan abdomen dengan pembiusan umum.
Metode: Uji klinis acak tersamar ganda pada 36 pasien yang menjalani
pembedahan abdomen elektif dengan pembiusan umum dan telah memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yang terbagi mejadi dua kelompok. 18 pasien mendapat
bolus fentanil dosis 2 mcg/kg dilanjutkan infus kontinu fentanil dosis 1 mcg/kg/jam
dan 18 pasien lainnya mendapat bolus intravena ketamin dosis 0,5 mg/kg
dilanjutkan infus intravena kontinu ketamin dosis 0,12 mg/kg/jam. Dilakukan
pemeriksaan konsentrasi IL-6 prabedah dan 4 jam pascabedah. Perubahan
hemodinamik dan kejadian efek samping juga dilaporkan.
Hasil: Terdapat penekanan produksi interleukin-6 yang signifikan pada kelompok
ketamin dibandingkan dengan kelompok fentanil (p<0,001). Perubahan
hemodinamik dan kejadian efek samping tidak bermakna klinis pada kedua
kelompok.
Kesimpulan: Pemberian bolus ketamin dosis 0,5 mg/kg dilanjutkan infus kontinu
ketamin dosis 0,12 mg/kg/jam mempunyai efek yang lebih baik dalam menekan
konsentrasi IL-6 pada pembedahan abdomen dengan pembiusan umum.
Collections
- Master Theses [176]