dc.description.abstract | Tujuan: Masa perimenopause akan menyebabkan perubahan yang menimbulkan beberapa gejala pada wanita. Tidur yang buruk menjadi lebih umum dialami oleh wanita perimenopause dalam hubungannya dengan transisi menopause. Melatonin telah terbukti menyinkronkan ritme sirkadian, dan meningkatkan onset, durasi,
dan kualitas tidur. Melatonin menawarkan pengobatan alternatif untuk terapi
farmasi yang tersedia saat ini untuk gangguan tidur dengan efek samping yang jauh lebih sedikit.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan desain
Quasi Eksperimental untuk mengetahui efek pemberian melatonin terhadap
kualitas tidur wanita perimenopause berdasarkan PSQI serta mengukur pengaruh
perlakuan pada sampel dengan cara membandingkan hasil PSQI pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan. Populasi penelitian adalah seluruh wanita perimenopause yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Febuari sampai Mei 2020 dengan jumlah sampel 25 orang masing-masing kelompok intervensi dan kontrol.
Hasil: Didapatkan tidak ada perbedaan karakteristik kelompok intervensi dan
kontrol berdasarkan umur, IMT, tekanan darah diastolik, pendidikan dan
pekerjaan (p = 0,769; p = 0,061; p = 0,210; p = 0,304; p = 1,00). Sedangkan
berdasarkan tekanan darah sistole dan paritas dijumpai adanya perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,037; p = 0,03). Setelah mendapat melatonin, rerata skor PSQI sampel berdasarkan umur adalah 2,38 ± 1,75 pada kelompok umur 45-50 tahun dari 8,24 ± 2,59; 3,17 ± 1,34 pada kelompok dengan pendidikan Tidak Perguruan tinggi dari 8,89 ± 2,56; 3,0 ± 1,32 pada kelompok pekerjaan tidak bekerja dari 8,38 ± 2,22 dan 3,50 ± 1,73 pada kelompok primipara dari 9,50 ± 4,12. Dari hasil analisa didapatkan nilai P < 0,001. Skor PSQI pada kelompok kontrol berdasarkan umur adalah 4,0 ± 1,0 pada kelompok umur > 50 tahun dari 8,0 ± 1,0; 2,17 ± 1,62 pada kelompok dengan
pendidikan Perguruan Tinggi dari 5,83 ± 1,69; 2,56 ± 1,67 pada kelompok pekerjaan tidak bekerja dari 6,44 ± 1,51 dan 2,31 ± 1,6 pada kelompok multipara dari 6,0 ± 1,58. Dari hasil analisa didapatkan nilai P < 0,001. Hal ini juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada skor PSQI pada kelompok kontrol dan intervensi sebelum dan setelah 1 bulan evaluasi. Perbedaan nilai PSQI yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok melatonin pada kelompok intervensi sebelum mendapatkan melatonin (p < 0,001), sedangkan setelah
pemberian melatonin, tidak dijumpai perbedaan nilai skor PSQI pada kelompok yang mendapat melatonin dan kelompok kontrol (p = 0,657) Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini terdapat Terdapat perbedaan skor PSQI pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah pemberian melatonin, tetapi tidak
dijumpai adanya perbedaan skor PSQI pada kelompok intervensi dan kontrol
setelah perlakuan | en_US |
dc.description.abstract | Objective: Perimenopausal periode will cause changes that cause some symptoms in women. The Poor sleep is becoming more common among perimenopausal women in relation to the menopausal transition. Melatonin has been shown to synchronize circadian rhythms, and improve sleep onset, duration, and quality.
Melatonin offers alternative treatments for pharmaceutical therapy currently available for sleep disorders with far fewer side effects.
Methods: This is an analytic research with a Quasi Experimental design to
determine the effect of melatonin administration on sleep quality of perimenopausal women based on PSQI and measure the effect of treatment on the sample by comparing the results of PSQI in the intervention and the control
group. This research was conducted at the Department of Obstetrics and
Gynecology, H. Adam Malik General Hospital, Medan. The study population was
all perimenopausal women who met the inclusion and exclusion criteria. This research was conducted from February to May 2020 with a sample of 25 people each intervention and control group.
Result: The results of the study showed no differences in interventoin and control group characteristics based on age, BMI, diastolic blood pressure, education and
occupation (p = 0.769; p = 0.061; p = 0.210; p = 0.304; p = 1.00). While based on systolic blood pressure and parity there were differences between the case and control groups (p = 0.037; p = 0.03). After receiving melatonin, the mean PSQI score of samples by age was 2.38 ± 1.75 in the 45-50 year age group from 8.24 ± 2.59; 3.17 ± 1.34 in the group with No College degree of 8.89 ± 2.56; 3.0 ± 1.32
in the non-working occupation group of 8.38 ± 2.22 and 3.50 ± 1.73 in the primiparous group of 9.50 ± 4.12. From the analysis results obtained a value of P <0.001. PSQI scores in the control group by age were 4.0 ± 1.0 in the age group> 50 years from 8.0 ± 1.0; 2.17 ± 1.62 in the group with college degree from 5.83 ± 1.69; 2.56 ± 1.67 in the non-working group of 6.44 ± 1.51 and 2.31 ± 1.6 in the multipara group of 6.0 ± 1.58. From the analysis results obtained a value of P <0.001. This also showed a significant difference in the PSQI score in the control
group. significant differences in PSQI values in the control group and melatonin group in the case group before any intervention (p <0.001), whereas after administering melatonin, no difference in PSQI score was found in the groups that received melatonin and the control group (p = 0.657)
Conclusion: Based on this study there are differences in PSQI scores in the
intervention group before and after the administration of melatonin, but there were no differences PSQI score in the case and control groups after treatment. | en_US |