Show simple item record

dc.contributor.advisorSuza, Dewi Elizadiani
dc.contributor.authorSinaga, Irma H
dc.date.accessioned2018-05-16T03:46:21Z
dc.date.available2018-05-16T03:46:21Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2852
dc.description.abstractFebris atau yang sering disebut demam merupakan suhu tubuh lebih dari 100,4°F (38°C) dalam keadaan istirahat. Demam mengakibatkan gangguan pada titik pengaturan hipertermi. Hipertermi adalah suatu peningkatan suhu yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga mengakibatkan peningkatan suhu tubuh diatas 39°C (Potter & Perry,2010). Suhu tubuh normal rata-rata yang diukur lewat mulut pada pagi hari adalah 36,7°C (antara 36-37,4°C). Suhu subnormal dibawah 36°C. Hipotermia adalah keadaan suhu tubuh dibawah 35°C. Pirogen adalah zat penyebab utama hipertermi. Pirogen seperti bakteri, virus, dan antigen tertentu meningkatkan suhu tubuh (Potter,1996). Pirogen ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi) (Sinarty, 2003). Setelah pirogen masuk ke dalam tubuh, sel darah putih diproduksi untuk mempertahankan tubuh dari infeksi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAsuhan Keperawatanen_US
dc.subjectHipertermien_US
dc.titleAsuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman: Hipertermi di Lingkungan 6 Kelurahan Sari Rejo Medan Poloniaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM142500092en_US
dc.identifier.submitterNurhusnah Siregar
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record