Kajian Kemantapan DAS Sebagai Dasar Pengelolaandan Peningkatan Produksi Lahan Sub DAS Padang
View/ Open
Date
2016Author
Lubis, Kemala Sari
Advisor(s)
Harahap, Erwin Masrul
Rauf, Abdul
Hasibuan, Zainal Arifin
Metadata
Show full item recordAbstract
Alih fungsi lahan dan penebangan hutan di wilayah Sub DAS Padang menjadi penggunaan lahan lainnya mengakibatkan perubahan daya dukung dan fungsi DAS. Perubahan daya dukung dan fungsi DAS ini perlu dikaji melalui analisis kemantapan DAS. Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh dan menetapkan rancangan pengelolaan dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi lahan. Penelitian ini telah dilakukan di wilayah Sub DAS Padang bagian hulu dan hilir menggunakan metoda survei.Kajian kemantapan DAS ditelaah melalui indikator pengelolaan lahan yakni penggunaan lahan, tingkat bahaya erosi dan karakteristik tanah masing-masing menggunakan penginderaan citra satelit model USLE dan beberapa metoda analisis karakteristik fisika dan kimia tanah. Konsentrasi sedimen melayang, debit aliran sungai dan debit sedimen dianalisis sebagai indikator pengelolaan tata air masing-masing menggunakan metoda depth intergrating dan luas penampang basah. Melalui aspek ekonomi dianalisis hubungan antara pendapatan petani dan produksi lahan terhadap jenis tanaman, sistem oleh tanah, pola tanam serta tindakan konservasi menggunakan model hubungan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lahan di kawasan Sub DAS Padang termasuk kategori harus dipulihkan.Hal ini dicirikan dengan nilai prediksi erosi pada beberapa penggunaan lahan lebih besar dari erosi terbolehkan terutama pada lahan non vegetasi dan lahan kopi tanpa penutup tanah. Tingkat kemasaman tanah termasuk sangat masam hingga masam, kandungan karbon rendah hingga sedang, kandungan nitrogen total rendah serta fosfat tersedia sangat rendah pada peruntukan lahan hutan, kelapa sawit (TM dan TBM), karet, agroforestri dan semak-semak. Rata-rata konsentransi sedimen melayang di muara Sub DAS Padang mencapai 285 mg/L di bulan Juli pada musim hujan dan menunjukkan kualitas lingkungan yang jelek. Perbandingan debit maksimum dan minimum yakni sebesar 541,94 (kriteria buruk) sehingga menimbulkan peluang banjir di bahagian hilir Sub DAS Padang. Upaya pengelolaan lahan yang dianjurkan yakni melalui penamanan hutan produksi dan pengayaan lahan agroforestri pada lahan dengan nilai prediksi erosi > 60 ton/ha/tahun. Perlu diterapkan konservasi tanah secara vegetatif di lahan kering nilai prediksi erosi < 60 ton/ha menggunakan mulsa. Penerapan konservasi tanah secara mekanik dalam bentuk teras bangku perlu dilakukan di lahan kopi tanpa penutup tanah dan kelapa sawit yang dibudidayakan di kemiringan lereng ≥ 15%. Pada daerah hilir Sub DAS Padang dianjurkan pembangunan tanggul r dengan ketentuan tinggi jagaan tanggul 1,00 m dan lebar tanggul 4,0 m.Secara maksimal lahan di kawasan Sub DAS Padang mampu meningkatkan produksi sekitar 3,1 – 6,0 ton/ha/tahun dengan menerapkan sistem olah tanah secara campuran (manual dan mekanik). Secara maksimal penanaman kopibeserta tanaman palawija di lahan yang sama mampu menunjukkan peningkatan produksi dalam kisaran 1- 6 ton/ha/tahun. Tanpa tindakan konservasi pendapatan petani justru lebih mningkat dan ada kecenderungan menurun melalui penerapan sistem agroforestri.