Karakter Morfofisiologi Padi Gogo Toleran Cekaman Kekeringan pada Olah Tanah Konservasi dan Pemberian Mikoriza
Abstract
Drought causes decrease of harvest in the production of rice. In addition,other factors
such as dry land, poor soil, and lack of drought tolerant varieties also contribute to the cause.
The use of drought tolerant varieties is one of the alternatives in the face of current climate
change conditions. Plant responses to drought stress can be analyzed through the
identification of keycharacters which contribute to the tolerance of drought stress. Plant
responses to drought stress vary depending on their ability to adapt in the environment to
sustain life. This study consisted of three experimental units to obtaindrought tolerant rice
varieties.
First experiment was aimed at finding drought tolerant upland rice varietieswith an
effective filtering technique based on plant early growth response (vegetative). To obtain the
data, completely randomized design (CRD) using triple replications 2 factors factorial;
variety and PEG 6000 concentration experimental design was used. Rice varieties used in this
research were Limboto, Situ, Situbagendit, Towuti, Ciapus, Inpago 4, Inpago 7, Inpago 8,
Inpago 6, Inpago 5, Inpago 9, Inpari 33, Inpari 6 Jete, Batutegi and Sintanur. The PEG
(Polyetilene Glycol) 6000 concentrationswere 0%, 20% and 25%. The results showed that
variables contributed to the determination of drought tolerant rice varieties based on stress
sensitivity indexed value. Research found that the most tolerant varieties were Ciapus, Inpago
4 and Inpago 8. They had longger roots compared with other varieties. Of Moderate
varietieswere Inpago 5, Situbagendit, Towuti and Inpago 7 varieties, while the susceptible
varieties include Inpari 33, Inpari 6 Jete and Sintanur. Based on this early phase testing
method, further test need to be done to ensure consistency of the results. 20% of PEG 6000
concentrationis applicable to detect drought-tolerant varieties ofplumuladry weight, root dry
weight, root plumula ratio, root and plumulaindex. Plumula variable length, root length,
plumula length tolerance index and root tolerance index were characters used to determine
drought-tolerant rice varieties during the early vegetative phase.
Second experiment was intended to identify morfophisiology characters and yield of
drought tolerant upland rice varieties. The experiment was conducted in a plastic house in
North Aceh from February to June 2015. The study design was split plot design using triple
replications two research factors; drought stress and 10 upland rice varieties. Drought stress
(C) consisted of C1 : 20% of field capacity, C2: 40% of field capacity C3: 60% of field
capacity and C4: 80% of field capacity (control). Upland rice varieties used in this design
were subdivided into 3 groups; 3 tolerant (Ciapus, Inpago 4, Inpago 8), 4 moderate (Inpago 5,
Situbagendit, Inpago 7, Towuti), and 3 susceptible (Inpari 6 Jete, Inpari 33 and Sintanur )
varieties.
Third study was formulated to determine the effect of tillage and mycorrhizae
fertilizing on growth and yield of upland rice in drought stress conditions. The
experimentsused Split Plot design using three research factors. The first and main grid factor
was Mycorrhizae (M) consisting of M0 (without Mycorrhizae) and M1 (with Mycorrhizae).
The second or sub grid factor was soil processing (T) consisting of T0 (without land
processing) and T1 (1 time land processing). The third or sub of sub grid factor were varieties
(V), tolerant, moderate, and susceptible varieties.
Screening results using 20% of PEG 6000 concentration proved that ciapus, inpago 4
and inpago 8 varieties were tolerant to drought stress. Morfophisiology characters changes were visiblas the results of the experiment. At C1 (drought stress 20%), slow of growth
height, decrease of leave size, leave size index, rapid flowering, decrease in net assimilation
rate, relative growth rate, and decrease inchlorophyll content of the leave. On the other hand,
C1 improve the accummulation of proline.Changes to the yields can be observed in a decrease
percentage of number of panicles per hill, the decline in grain weight per panicle, 1000 grain
weight, harvest index and increased of empty grain. Yields productionof Inpago 4 on 20% of
drought rate (C1) was 5.9 ton per ha, while on normal circumstances, 40% (C2) was 6.6 ton
per ha, ± 10% gap. Specific characteristics were observed in tolerant varieties inpago 4 and
inpago 8 treated under tillage (T1) and mycorrhizael (M1) fertilizing. Adapting with drought
stress, they increase root length, root dry weight, root canopy ratio, net assimilation rate,
relative growth rate, proline content of the leave, chlorophyll content of the leaves, and root
infection. As the results, yields increased up 7.5 tons per Ha. Kekeringan menyebabkan terjadinya penurunan produksi padi. Selain lahan kering
pada umumnya kondisi tanah juga miskin hara dan kandungan bahan organiknya rendah serta
kurangnya ketersediaan varietas toleran terhadap cekaman kekeringan yang sesuai dengan
kondisi spesifik lokasi. Penggunaan varietas yang toleran terhadap cekaman kekeringan
merupakan salah satu alternatif dalam menghadapi kondisi perubahan iklim saat ini. Respon
tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat dianalisis melalui identifikasi karakter-karakter
yang berperan penting dalam toleransi terhadap cekaman kekeringan. Respon tanaman
terhadap cekaman kekeringan bervariasi tergantung adaptasi varietas tanaman dengan
lingkungan tumbuh dalam mempertahankan air untuk mempertahankan hidupnya. Penelitian
ini terdiri dari tiga unit percobaan untuk mendapatkan varietas padi toleran cekaman
kekeringan.
Percobaan I bertujuan mendapatkan varietas padi gogo toleran terhadap cekaman
kekeringan dengan teknik penyaringan yang efektif berdasarkan tanggap pertumbuhan awal
tanaman (vegetatif). Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
pola faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu varietas dan konsentrasi PEG 6000 dengan tiga
ulangan. Varietas yang di gunakan adalah Limboto, Situ Patenggang, Situbagendit, Towuti,
Ciapus, Inpago 4, Inpago 7, Inpago 8, Inpago 6, Inpago 5, Inpago 9, Inpari 33,Inpari 6 Jete,
Batutegi dan Sintanur. Konsentrasi PEG (Polyetilene Glikol) 6000 yaitu 0%, 20% dan 25%.
Hasil penelitian menunjukkan peubah-peubah berkontribusi dalam penentuan varietas toleran
terhadap cekaman kekeringan berdasarkan nilai indeks sensitifitas maka varietas paling
toleran adalah varietas Ciapus, Inpago 4 dan Inpago 8 memiliki panjang akar lebih tinggi
dibandingkan varietas lainnya. Varietas kelompok moderat adalah varietas Inpago 5,
Situbagendit, Towuti dan Inpago 7 sedangkan kelompok varietas peka meliputi Inpari 33,
Inpari 6 Jete dan Sintanur. Berdasarkan hal tersebut metode pengujian yang dilakukan pada
tingkat laboratorium (fase awal) dapat dilanjutkan kepada pengujian lapangan untuk
menyetarakan konsistensi hasil penelitian apakah konsistensi dengan pengujian di lapangan.
Konsentrasi 20% PEG 6000 dapat digunakan untuk mendeteksi varietas yang toleran cekaman
kekeringan terhadap bobot kering plumula, bobot kering akar, ratio plumula akar, indeks
plumula dan indeks akar. Peubah panjang plumula, panjang akar, indeks toleransi panjang
plumula dan indeks toleransi akar merupakan karakter untuk pendugaan varietas padi toleran
kekeringan pada fase awal vegetatif pada hasil skrining menggunakan senyawa PEG 6000
dengan konsentrasi 20%.
Penelitian II bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfofisiologi dan hasil
varietas padi gogo toleran cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik di
Aceh Utara pada bulan Februari sampai bulan Juni 2015. Rancangan penelitian adalah
rancangan petak terpisah (Split-Plot) dengan tiga ulangan dengan dua faktor perlakuan yaitu
Faktor Pertama adalah cekaman kekeringan (C) yang terdiri atas 4 taraf yaitu C1 : 20%
kapasitas lapang, C2 : 40% kapasitas lapang C3 : 60% kapasitas lapang dan C4 : 80 %
kapasitas lapang (kontrol). Faktor Kedua adalah 10 varietas padi gogo terdiri atas 3 kelompok
varietas (hasil dari penelitian pertama skrining dengan PEG 6000) yaitu (kelompok varietas
toleran) yang terdiri dari Ciapus, Inpago 4, Inpago 8. (kelompok varietas moderat) yang
terdiri dari Inpago 5, Situbagendit, Inpago 7, Towuti dan (kelompok varietas peka) yang
terdiri dari Inpari 6 Jete, Inpari 33 dan Sintanur.
Penelitian III bertujuan mengetahui pengaruh pengolahan tanah dan pupuk mikoriza
terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo pada kondisi cekaman kekeringan. Percobaan di lapangan menggunakan rancangan Split Split Plot (Petak-Petak Terpisah) terdiri dari 3 faktor
yaitu : Faktor pertama sebagai Petak Utama Mikoriza (M) yang terdiri dari M0: (Tanpa
Mikoriza) dan M1 : (Pemberian Mikoriza). Faktor kedua sebagai Anak Petak adalah
Pengolahan Tanah (T) yang terdiri dari T0 : (Tanpa Olah Tanah) dan T1 : (Olah Tanah Satu
Kali). Faktor ketiga sebagai Anak- Anak Petak adalah Varietas (V) yang terdiri dari tiga
kelompok varietas yaitu kelompok varietas Toleran (varietas Ciapus, varietas inpago 4 dan
varietas inpago 8) kelompok varietas moderat meliputi (varietas inpago 5, varietas
situbagendit, varietas inpago 7 dan varietas towuti) dan kelompok varietas peka adalah
(varietas inpari 6 jete, varietas inpari 33 dan varietas sintanur).
Hasil penelitian varietas ciapus, varietas inpago 4 dan varietas inpago 8 adalah varietas
toleran kekeringan hasil skrining menggunakan PEG 6000 pada konsentrasi 20% . Terjadi
perubahan karakter morfofisiologi dan hasil akibat dari cekaman kekeringan pada kapasitas
lapang 20% (C1) yaitu terhambatnya pertumbuhan tinggi tanaman, menurunnya luas daun,
indeks luas daun, cepatnya pembungaan, penurunan laju asimilasi bersih, laju tumbuh relatif
dan menurunnya kandungan klorofil daun. Tetapi cekaman kekeringan kapasitas lapang 20%
(C1) meningkatkan akumulasi prolina. Perubahan terhadap hasil yaitu menurunnya persentase
jumlah malai per rumpun, menurunya bobot gabah per rumpun, berat 1000 butir, indeks
panen dan dapat meningkatnya gabah hampa. Produksi pada cekaman kekeringan 20% (C1)
5.9 ton/ha sedangkan keadaan normal 40% (C2) 6.6 ton/ha selesih ±10% pada varietas Inpago
4. Pengolahan tanah (T1) dan pemberian pupuk mikoriza (M1) pada varietas toleran Inpago
4 dan varietas Inpago 8 menunjukkan mekanisme penghindaran terhadap cekaman
kekeringan dengan cara meningkatkan panjang akar, bobot kering akar, ratio tajuk akar, laju
asimilasi bersih, laju tumbuh relatif, kandungan prolina daun, kandungan klorofil daun,
infeksi akar dan dapat meningkatkan produksi 7.5 ton per ha.