Analisis Asam Folat dalam Memprediksi Apendisitis Komplikata pada Hewan Coba Oryctolagus Cuniculus Tahun 2020

Abstract

Appendicitis is often present with acute disease presentations, usually appear within 24 hours, but can also appear as a chronic condition. The course of symptoms are varies, but usually develops from the beginning of appendicitis at 12 hours to 24 hours, and the risk of perforation is progressing in more than 48 hours. Folic acid is related to plays a role in the synthesis of DNA nucleotides and methionine amino acids and homocysteine (Hcy) level regulation. So that folic acid plays a role in regulating DNA stability through mechanisms related to DNA methylation, DNA synthesis and repair. This study also explained a decrease in levels of folic acid also affects the risk of inflammation. This research method is an analytic with laboratory experimental design. The sample used male rabbits weighing 2,500-3000 grams that met the inclusion and exclusion criteria, which were 20 samples. Then, the appendix lumen was obstructed with Silk No.-O. At 18 hours, 24 hours, 36 hours and 48 hours later blood samples were taken for serological examination of folic acid Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) and an appendectomy was performed for histopathological examination. The results of this study used Anova test to see difference in levels of folic acid between groups. The test results showed that there were differences in folic acid levels between groups with p <0.05. There were significant differences in folic acid levels between the 18 hour to 24 hour group, the 24 hour group to 36 hours and the 24 hour group to 48 hours after the intervention on experimental animals. Decreased levels of folic acid can be a predictive factor for complicated appendicitis in experimental animals, and there were statistically significant results in this study.

Apendisitis sering dijumpai dengan presentasi penyakit akut, biasanya muncul dalam waktu 24 jam, tetapi juga dapat muncul sebagai kondisi kronis. Perjalanan waktu gejala bervariasi tetapi biasanya berkembang dari awal apendisitis pada 12 jam hingga 24 jam, dan berisiko mengalami perforasi lebih dari 48 jam. Terkait asam folat yang berperan terhadap sintesis nukleotida DNA dan asam amino metionin dan regulasi level homocystein (Hcy). Sehingga asam folat berperan dalam mengatur stabilitas DNA melalui mekanisme yang terkait dengan metilasi DNA, sintesis dan perbaikan DNA. Pada penelitian ini juga dijelaskan penurunan kadar asam folat juga mempengaruhi resiko terjadinya inflamasi. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan laboratory experimental design. Sampel yang digunakan adalah kelinci jantan dengan berat 2.500-3000 gram yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu sebanyak 20 sampel. Kemudian dilakukan obstruksi lumen apendiks dengan benang Silk No.-O. Pada 18 jam, 24 jam, 36 jam, dan 48 jam kemudian diambil kembali sampel darah untuk pemeriksaan serologi Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) asam folat serta dilakukan apendiktomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi. Dari hasil penelitian ini digunakan uji Anova untuk melihat perbedaan kadar asam folat di antara kelompok. Hasil uji menunjukkan terdapat perbedaan kadar asam folat antar kelompok dengan p <0,05. Terdapat perbedaan kadar asam folat yang bermakna antara kelompok 18 jam dengan 24 jam, kelompok 24 jam dengan 36 jam dan kelompok 24 jam dengan 48 jam pasca intervensi hewan coba. Sehingga penurunan kadar asam folat dapat menjadi faktor prediksi terjadinya apendisitis komplikata pada hewan coba, serta terdapat hasil yang bermakna secara statistik pada penelitian ini.