Hubungan Lama Penggunaan Protesa Okuli dengan Kedalaman Forniks Konjungtiva Atas dan Bawah pada Pasien Soket Anoftalmia Paska Eviserasi dengan Cangkok Lemak Kulit

Abstract

Introduction : Anophthalmicsocket is the absence of ocular tissue within the orbit and can affect one or both eyes. The placement of ocular prosthesis provides cosmetic functions and accelerates healing physical and psychological healing in patients with anophthalmic socket. Adequate depth of the conjunctival fornix is essential to maintain the ocular prosthesis in the anophthalmic socket. Shallow of the lower conjunctival fornix is one of the most common problems in the anolthalmic socket. Factors that can lead to shallow of the conjunctival fornix include: infection, radiation, burn or chemical injury, repeated socket operations, and duration of using ocular prosthesis. Purpose: To evaluate the association between the duration of using ocular prosthesis and upper and lower conjunctival fornix depth in anophthalmic socket patientafter Eviceratin with Dermis Fat Graft Methods:This study is an This study is an analytic observational with cross sectional design study with control. The subjects of the study were unilateral acquired anophthalmic socket post-evisceration with dermis fat graft at General Hospital of Aceh Tamiang which amounts to 30 subjectsaged 26-77 that using ocular prosthesis more than 6 months. The contralateral eye with healthy sockets were chosen as a control group. We design a fornix depth measurer (FMD) / fornicometer for objective measurement of conjunctival fornix depth. Upper and lower conjunctival fornix depth were measure using fornicometer. Results: Mean upper conjunctival fornix depthamong anophthalmic socket were 10,770,679 mm, and mean lower conjunctival fornix depth were 6,200,887 mm. Mean upper conjunctival fornix depth among control were 12,30,679 mm, and mean lower conjunctival fornix depth were 7,900,548 mm.There werestatically significant relationship between the duration of using ocular prosthesis and upper conjunctival fornix depth (p=0.016) and lower conjunctival fornix depth (p=0.001). There were statically significant difference between upper and lower conjunctival fornix depth in anophthalmic socket with contralateral eye. Conclusion: There were a relationship between the duration of using ocular prosthesis and upper and lower conjunctivalfornix depth.

Pendahuluan : Soket anoftalmia adalah ketiadaan isi atau seluruh bola mata di dalam rongga orbita. Pemasangan protesa okuli memberikan fungsi kosmetik dan mempercepat penyembuhan fisik dan psikis pada pasien soket anoftalmia. Kedalaman forniks konjungtiva yang adekuat sangat penting untuk mempertahankan protesa okuli pada soket anoftalmia. Pendangkalan forniks konjungtiva bawah adalah salah satu masalah yang paling sering terjadi pada soket anoltalmia. Faktor yang dapat menyebabkan pendangkalan forniks konjungtiva, antara lain : infeksi, radiasi, trauma bakar atau kimia, operasi soket berulang, dan lama penggunaan protesa okuli. Tujuan :Untuk mengetahui hubungan lama penggunaan protesa okuli terhadap kedalaman forniks konjungtiva atas dan bawah pada soket anoftalmia Metode :Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode pengumpulan data secara cross sectional menggunakan kontrol. Subjek penelitian adalah pasien soket anoftalmia unilateral paska eviserasi dengan cangkok lemak kulit di RSUD Aceh Tamiang yang berjumlah 30 orang , berusia antara 26 – 77 tahun dan menggunakan protesa okuli lebih dari 6 bulan. Mata kontralateral dengan soket yang sehat sebagai kelompok kontrol. Kami menciptakan suata alat pengukur kedalaman forniks (fornicometer) untuk mengukur secara objektif kedalaman forniks konjungtiva. Kedalaman forniks konjungtiva atas dan bawah diukur dengan menggunakan fornicometer. Hasil :Rerata kedalaman forniks konjungtiva atas adalah 10,770,679 mm dan rerata kedalaman forniks konjungtiva bawah adalah 6,200,887 mm pada soket anoftalmia. Rerata kedalaman forniks konjungtiva atas adalah 12,30,679 mm dan rerata kedalaman forniks konjungtiva bawah adalah 7,900,548 mm pada mata normal (mata kontralateral). Ada hubungan yang signifikan antara kedalaman forniks konjungtiva atas (p=0.016) dan bawah (p = 0.001) dengan lama penggunaan protesa okuli pada soket anoftalmia. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedalaman forniks konjungtiva atas dan bawah pada soket anoftalmia dengan mata normal (mata kontralateral) (p = 0.0001). Kesimpulan :Ada hubungan yang signifikan antara kedalaman forniks konjungtiva atas dan bawah dengan lama penggunaan protesa okuli pada soket anoftalmia.