Isolasi dan Uji Aktivitas Fraksi Aktif Biji Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam) de Wit.) Sebagai Antidiare

Abstract

Petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit) which belongs to the Leguminose/Fabaceae family is one of the plants used as traditional medicine. This plant has been reported to have anti-inflammatory, antiseptic and antiproliferation of cancer activities. L. leucochepala seeds contain secondary metabolites of steroids, flavonoids and tannins which according to previous research has antidiarrheal activity. This research aimed to evaluate the antidiarrheal activity of ethanol extract, n-hexane, ethyl acetate and aqueous fraction of L. leucocephala seeds as well as isolated compound from active fraction. Simplisia powder was macerated using 80% ethanol solvent. Evaluation of antidiarrheal extract and fractions activities were performed using defecation and intestinal transit methods induced by oleum ricini. Extracts and fraction of L. leucocephala seeds were administered orally at doses of 50, 100, 200, and 400 mg/kg bw after 1 hour given oleum ricini, then observing the initiation of diarrhea time, frequency and duration of diarrhea, consistency and weight of stool every 30 minutes to 6 hours. Intestinal transit method was conducted by measuring the distance traveled by the marker. Loperamide 1 mg/kg bw was used as a positive control and Na-CMC 0.5% as a negative control. The active fraction as antidiarrheal was isolated by paper chromatography and preparative paper chromatography used BAW as the mobile phase (n-butanol: acetic acid: water = 4:1:5), 1% HCl, and 15% acetic acid. Antidiarrheal activity used defecation method showed that EEBPC (100, 200, 400 mg/kg bw), FnHBPC (200 and 400 mg/kg bw), FEABPC (50, 100, 200 and 400 mg/kg bw) and FABPC (400 mg/kg bw) had an antidiarrheal activity by showing significant differences with negative control (p < 0.05). Antidiarrheal effectivity investigation using castor oil induction method showed that EEBPC (400 mg/kg bw) and FEABPC (200 and 400 mg/kg bw) were effective as antidiarrhea and did not differ significantly (p > 0.05) with positive control. In transit intestinal motility method showed that the EEBPC dose of 400 mg/kg bw (58.74 ± 1.82), FEABPC dose of 200 mg/kg bw (56.28 ± 1.55) and 400 mg/kg bw (49.37 ± 1.38) was effective in inhibitng intestinal motility because it has no significant difference (p>0.05) with loperamide (53.15 ± 1.79). The isolated compound obtained was green-yellow and the UV spectrum obtained was showed that absorption peak at maximum wavelength (λ) of 330 nm and 275 nm. The results of IR spectrophotometric test performed the presence of aromatic rings and -OH, C=O, C=C, C-H aliphatic groups. The ethyl acetate fraction has the most active antidiarrheal effect and the characteristics of the isolates obtained are flavonoid compounds of flavanone.

Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah tumbuhan petai cina (Leucaena leucocephala (Lam) de Wit) termasuk dari famili Fabaceae/ Leguminosea. Tumbuhan ini telah digunakan sebagai antiseptik dan antiproliferasi kanker. Biji petai mengandung golongan steroid, flavonoid dan tanin memiliki aktivitas sebagai antidiare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiare ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air biji petai cina serta isolasi senyawa dari fraksi paling aktif. Serbuk simplisia biji petai cina diekstraksi secara maserasi dengan etanol 80%. Pengujian aktivitas antidiare ekstrak dengan metode defekasi dan metode transit intestinal yang diinduksi dengan menggunakan minyak jarak. Ekstrak dan fraksi biji petai cina diberikan secara oral pada dosis 50, 100, 200, 400 mg/kg bb setelah 1 jam diberikan minyak jarak, selanjutnya diamati waktu timbul diare, frekuensi, konsistensi, berat feses dan durasi diare setiap 30 menit selama 6 jam. Pada metode transit intestinal ditentukan persentase jarak lintasan tinta cina. Loperamid 1 mg/Kg bb digunakan sebagai kontrol positif dan Na-CMC 0,5% sebagai kontrol negatif. Fraksi yang paling aktif sebagai antidiare diisolasi dengan kromatografi kertas dan dipisahkan dengan kromatografi kertas preparatif menggunakan fase gerak BAA (n-butanol: asam asetat: air = 4:1:5), HCl 1% dan asam asetat 15%. Isolat dikarakterisasi dengan spektrofotometri UV dan spektrofotometri IR. Pengujian aktivitas antidiare metode defekasi menunjukkan bahwa EEBPC (100, 200, 400 mg/kg bw), FnHBPC (200 and 400 mg/kg bw), FEABPC (50, 100, 200 and 400 mg/kg bw) and FABPC (400 mg/kg bw) memiliki aktivitas antidiare dengan menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05) dengan kontrol negatif. Uji aktivitas antidiare dengan metode induksi minyak jarak menunjukkan bahwa pada dosis EEBPC 400 mg/Kg BB, FAEBPC (200, 400 mg/kg bb) efektif sebagai antidiare dan tidak berbeda signifikan dengan loperamid 1 mg/Kg bb sebagai kontrol positif (p > 0,05). Pada metode transit intestinal EEBPC dosis 400 mg/kg bb (58,74 ± 1,82), FEABPC dosis 200 mg/kg bb (56,28 ± 1,55) dan FEABPC dosis 400 mg/kg bb (49,37 ± 1,38) merupakan dosis yang efektif dalam menghambat motilitas usus karena tidak berbeda signifikan (P < 0,05) dengan loperamid (53,15 ± 1,79). Senyawa isolat yang diperoleh berwarna hijau-kuning dan spektrum UV yang diperoleh terdapat puncak serapan pada λ maksimum 330 nm (bahu) dan 275 nm. Hasil pengukuran spektrofotometri IR menunjukkan adanya cincin aromatis dan gugus -OH, C=O, C=C, C-H alifatis. Fraksi etil asetat mempunyai efek antidiare yang paling aktif dan karakteristik isolat yang diperoleh adalah senyawa golongan flavonoid jenis flavanon.