Deskripsi Fungsi dan Struktur Musikal Gondang Parungguhon dalam Upacara Ritual Gondang Sapotang pada Masyarakat Penganut Ugamo Malim Najumanghon Uras di Desa Meranti Timur Kecamatan Pintu Pohan Meranti Kabupaten Toba
View/ Open
Date
2020Author
Hutabarat, Hiskia Valentinus
Advisor(s)
Naiborhu, Torang
Deliana, Frida
Metadata
Show full item recordAbstract
Gondang parungguhon merupakan ansambel gondang yang digunakan pada saat prosesi parungguhon dalam upacara ritual gondang sapotang. Ansambel gondang parungguhon terdiri dari paidua odap dan empat ogung (oloan, ihutan, panggora, dan doal). Tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah mendeskripsikan upacara Gondang sapotang, struktur musikal repertoar Gondang Parungguhon, dan fungsi musik Gondang parungguhon. Teori yang penulis gunakan adalah tiga teori utama. Untuk mendeskripsikan upacara digunakan teori upacara, untuk mendeskripsikan aspek musikal menggunakan teori analisis waktu dalam musik, dan teori fungsionalisme untuk mendeskripsikan fungsi Gondang Parungguhon dalam masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bongdan dan Taylor dalam Maleong, 1989:3). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa jalannya upacara Gondang sapotong terbagi dalam sepuluh tahapan, yaitu : (1) Parungguhon; (2) Marindahan na las dohot marmual sitiotio; (3) Mangarudangi; (4) Panakokhon pelean; (5) Paniaran; (5a) Paniaran ina; (5b) Paniaran ama; (6) Tortor hombar balok; (7) Joujou tu natuatuani huta; (8) Maradi; (9) Pajonjong sahala; (9a) Pajonjong sahala ina; (9b) Pajonjong sahala ama; (10) Manggohi ulaon sian ulu punguan. Dengan struktur ritme yang terdiri dari: (1) Tempo yang digunakan berkisar antara 130 sampai 180 M.M; (2) Meter yang digunakan adalah meter 4 dan bersifat isometric. (3) Pola ritem yang digunakan adalah: (a) Pada kelompok parogung memainkan pola ritem konstan sekaligus sebagai penentu siklus meter. Ogung oloan pada ketukan pertama, ogung ihutan pada ketukan ketiga, ogung panggora dimainkan bersamaan dengan ogung oloan dan ogung ihutan, ogung doal pada ketukan upbeat; (b) Pola ritem paidua odap (1) bunyi yang dihasilkan ketika tangan kiri partaganing memukul kayu paidua odap menjadi pulsa dasar dengan pola konstan (2) pola variatif dihasilkan dari bunyi yang dihasilkan ketika tangan kanan partaganing memukul membran. Dari segi penggunaan gondang parungguhon dalam ritual gondang sapotang adalah: (1) Sarana pemberitahuan dimulainya ritual gondang sapotang, (2) Sebagai pengiring pada saat prosesi parungguhon. Fungsi gondang parungguhon dalam ritualgondang sapotang adalah: (1) Fungsi komunikasi; (2) Fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara agama (3) Fungsi ungkapan emosional; (5) Fungsi kesinambungan budaya.
Collections
- Undergraduate Theses [294]