Analisis Disparitas Pembangunan Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara

Abstract

The aim of this study was to analyze the level of disparity of East Coast Region of North Sumatera Province in the period 2011-2018, and to find out the effect of Per Capita GDRP, Life Expectancy, and Unemployment toward the level of disparity of East Coast Region of North Sumatera Province in the period 2011- 2018 partially and simultaneously. This study was conducted by using Klassen’s typology analysis, convergence analysis and panel data analysis namely Fixed Effect Model (FEM). The data used is secondary data that has been processed by the Central Statistics Agency which consisting of data on economic growth rates, Per Capita Gross Domestic Regional Product (GDRP), Life Expectancy and Unemployment. The East Coast Region of North Sumatera Province consist of 12 (twelve) regencies/cities: Asahan Regency, Medan City, Binjai City, Langkat Regency, Labuan Batu Regency, Labuan Batu Utara Regency, Labuan Batu Selatan Regency, Deli Serdang Regency, Tebing Tinggi City, Tanjung Balai City. The result of the study shows that during the period of 2011 to 2018 there was development disparity in the East Coast Region of North Sumatera Province. The biggest inequality occurred in 2013 and the lowest occurred in 2018. From the results of Klassen’s Typology Analysis and convergence analysis there is still significant lag/inequality between developed and underdeveloped regions in the East Coast Region of North Sumatera Province for the period 2011-2018. And needed time to cover the half-life of convergence is circa 4,7 years. Partially Per Capita Gross Domestic Regional Product (GDRP) and Unemployment have no positive effect on development disparity of the East Coast Region. While Life Expectancy has positive effect on development disparity in the East Coast Region. Simultaneously, Per Capita GDRP, Life Expectancy, and Unemployment Rate are significantly interrelated in affect the dependent variable on economic growth in measuring development disparity in the East Coast Region

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat diparitas Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2011-2018, serta untuk mengetahui pengaruh PDRB Perkapita, Angka Harapan Hidup, dan Pengangguran terhadap tingkat diparitas Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2011-2018 secara parsial maupun simultan. Metode Analisis yang digunakan adalah analisis tipologi klassen, analisis konvergensi dan analisis data panel yaitu Fixed Effect Model (FEM). Data yang digunakan adalah data sekunder yang telah diolah oleh Badan Pusat Statistik yang terdiri dari data laju pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita, Angka Harapan Hidup dan Pengangguran. Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 12(duabelas) kabupaten/kota yaitu : Kabupaten Asahan, Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuahan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, dan Kota Tanjung Balai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2011 sampai dengan 2018 terjadi disparitas pembangunan Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Ketimpangan terbesar terjadi pada tahun 2013 dan terendah pada tahun 2018. Dari Hasil Analisis Tipologi Klassen dan analisis konvergensi masih terdapat ketertinggalan/ketidakmerataan yang signifikan antar wilayah maju dan tertinggal di Wilayah Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara untuk periode 2011- 2018. Dan dibutuhkan waktu untuk menutupi setengah dari kesenjangan awal sekitar 4,7 tahun. Secara parsial Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita dan pengangguran tidak berpengaruh positif terhadap disparitas pembangunan Wilayah Pantai Timur. Sedangkan Angka Harapan Hidup berpengaruh positif terhadap disparitas pembangunan Wilayah Pantai Timur. Secara simultan PDRB Per Kapita, Angka Harapan Hidup dan Tingkat Pengangguran saling memiliki keterkaitan dalam mempengaruhi variabel dependennya secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam mengukur disparitas pembangunan Wilayah Pantai Timur