Kadar Serum Ferritin Sebagai Pembeda Antara Pasien Sistemik Lupus Eritematosus Aktif dan Tidak Aktif

Abstract

Introduction: SLE patients have reccurance characteristics that cannot be predicted. The lack of reliable parameters that can predict the active clinical phase is blocking the way to explore effective prevention strategies for dissease reccurance, while clinicians must balance the toxicological effects of long term use of imunosupresan. AIM: To determine the function of serum ferritin as a distuingishing marker between active SLE and inactive SLE. Methods: This cross sectional study was conducted at Haji Adam Malik General Hospital in August to September 2019 with 65 SLE patients. Patients were examined for serum ferritin and assesed using the Mex-Sledai Score. Data analysis using the Mann-Whiteney test. Result: 65 patients were divided into 2 groups: active SLE group and inactive SLE group. Median (min-max) serum ferritin levels in the active SLE goups 1519 (18.6-2218) ng/mL while the inactive SLE group 250 (10.5-2000) ng/mL. There were significant differences in serum ferritin between active SLE and inactive SLE group (p=0,004). Conclusion: Serum ferritin level can be used as a biomarker between active SLE and inactive SLE.

Latar Belakang: Pasien SLE mempunyai karakteristik kekambuhan yang tidak dapat di prediksi. Kurangnya parameter yang dapat di andalkan yang dapat memprediksi fase klinis yang aktif menghalangi jalan untuk mengeksplorasi strategi pencegahan yang efektif untuk kekambuhan penyakit, sementara klinisi harus menyeimbangkan efek toksisitas penggunaan jangka panjang terapi imunosupresif. Tujuan: Mengetahui fungsi serum ferritin sebagai marker pembeda antara SLE aktif dan SLE tidak aktif. Metode: Penelitian cross-sectional ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada bulan Agustus hingga September 2019 dengan 65 pasien SLE. Pasien dilakukan pemeriksaan serum ferritin dan di nilai dengan menggunakan skor Mex-Sledai. Analisis data dengan menggunakan Mann-Whitney test. Hasil Penelitian: 65 pasien terbagi menjadi 2 kelompok: kelompok SLE aktif dan SLE tidak aktif. Median (min-maks) kadar serum ferritin kelompok SLE aktif 1519 (18,6-2218) ng/mL sedangkan kelompok SLE tidak aktif 250 (10,5-2000) ng/mL. Terdapat perbedaan kadar serum ferritin yang signifikan antara kelompok SLE aktif dan SLE tidak aktif (p=0,004). Kesimpulan: Kadar serum ferritin dapat digunakan sebagai biomarker antara SLE aktif dan SLE tidak aktif.