Show simple item record

dc.contributor.advisorBadaruddin
dc.contributor.advisorHuamizi
dc.contributor.authorHamdy, Achmad
dc.date.accessioned2020-12-22T04:18:21Z
dc.date.available2020-12-22T04:18:21Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/29781
dc.description.abstractProses perubahan dalam pembangunan ditandai dengan keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan antara keduanya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat. Pembangunan membutuhkan daya dukung penetapan alokasi terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), kunci penting dalam pertumbuhan ekonomi bangsa. Pemenuhan kebutuhan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (R-RTLH) menjadi perhatian pemerintah bagian dari progam pembangunan sosial untuk kesejahteran sosial. Kabupaten Asahan satu dari banyaknya kabupaten yang ada di Indonesia yang melaksanakan program rehabilitasi rumah tak layak huni disebabkan masih adanya sebagian masyarakat kabupaten Asahan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan mendasar yaitu rumah layak huni. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari paradigma pembangunan fenomenologi, definisi pembangunan, kebijakan publik, implementasi kebijakan publik (policy implementation) dengan pendekatan pemikiran George Edwards terdiri dari variabel komunikasi, SDM, kecenderungan sikap implementator, dan posisi implementator. Analisis kualitatif digunakan dengan masing-masing informan sebagai sumber informasi, terdiri dari informan kunci sebanyak 1 orang, informan utama 1 orang dan informan tambahan 6 orang. Hasil penelitian adalah: 1) Implementasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Kabupaten Asahan sudah baik, melalui komunikasi, SDM, disposisi dan struktur birokrasi, dilaksanakan sebagai bagian integral dalam mencapai keefektifan program pembangunan sosial untuk kelayakan atap, lantai dan dinding. Pembangunan sosial yang dilaksanakan diartikan sebagai ketercapaian kesejahteraan sosial dengan prinsip pembangunan yang tidak sentralistik dan tidak top down; 2) Hambatan SDM dengan keterbatasan staf dan keterlambatan masyarakat dalam menyelesaikan program dapat diatasi dengan baik, dan 3) Respon masyarakat penerima manfaat program Rehabilitasi RTLH baik, ditandai dengan dukungan capaian program dan penerimaan mereka terhadap persyaratan yang harus dipenuhi baik secara administrasi dan kriteria pemanfaatan bantuanen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectImplementasien_US
dc.subjectProgram Rehabilitasi RTLHen_US
dc.titleImplementasi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Di Kabupaten Asahan Pada Tahun 2019en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM167024005
dc.description.pages239 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record