Analisis Merkuri pada Berbagai Jenis Ikan yang Beredar di Kota Medan dengan Spektrofotometri Serapan Atom
View/ Open
Date
2020Author
Purba, Jhan Saberlan
Advisor(s)
Silalahi, Jansen
Haro, Ginda
Metadata
Show full item recordAbstract
Fish is a source of mercury and the maximum level of mercury permitted in fish by BPOM RI is 0.5 mg/kg. This study was conducted to determine the level of mercury in fish often consumed in Medan Indonesia. Fish samples were collected from 7 traditional fish market outlets and 1 supermarket in Medan in December 2019. Fish samples were dried using an oven at 1030C untill a constant dry weight was attained. Then, the digestionprocess was carried out using concentrated nitric acid and perchloric acid. Determination of mercury level was carried out using CV-AAS method with 900 H Perkin Elmer atomic absorption spectrophotometer equipped with MHS15 (Mercury Hidride System).
The results showed that the level of mercury in pelagic fish was found significantly in yellowfin tuna (Thunnus albacares) of 27.3865 ± 0.3326 μg/kg; mackerel tuna (Euthynnus affinis) of 17.8570 ± 0.0121 μg/kg; skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) of 17.4507 ± 1.5893 μg/kg; spanish mackerel (Scomberomorus commersonii) of 10.5767 ± 0.1862 μg/kg; grouper (Epinepheus fuscoguttatus) of 9.9736 ± 0.9115 μg/kg; mackerel (Rastreliger kanagurta) of 6.5364 ± 0.1935 μg/kg and dumersal fish were found significantly in red snapper (Lutjanus campechanus) of 14.0966 ± 0.8555 μg/kg; stingray (Dasyatis sp) of 61.3146 ± 0.8149 μg/kg; ariid catfish (Arius thalassinus) of 13.2533 ± 0.7586 μg/kg; black pomfret (Parastromateus niger) of 10.7755 ± 0.4605 μg/kg; sardine (Sardinella sp) of 6.5464 ± 0.1036 μg/kg. The results showed that the larger fish has the higher mercury level. The level of mercury in these analyzed fish samples was below maximum level permitted by BPOM RI. Ikan merupakan salah satu sumber merkuri dan kadar merkuri maksimum yang diizinkan dalam ikan oleh BPOM RI adalah 0,5 mg / kg. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar merkuri pada ikan yang sering dikonsumsi di Kota Medan Indonesia. Sampel ikan dikumpulkan dari 7 pasar ikan tradisional dan 1 supermarket di Medan pada bulan Desember 2019. Sampel ikan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 1030C hingga tercapai berat kering yang konstan. Kemudian dilakukan proses digesti dengan menggunakan asam nitrat dan asam perklorat pekat . Penentuan kadar merkuri dilakukan menggunakan metode CV-AAS dengan spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 900 H yang dilengkapi dengan MHS15 (Mercury Hidride System).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar merkuri pada ikan pelagis ditemukan nyata pada tuna sirip kuning (Thunnus albacares) sebesar 27,3865 ± 0,3326 μg/kg; tongkol (Euthynnus affinis) sebesar 17,8570 ± 0,0121 μg/kg; cakalang (Katsuwonus pelamis) sebesar 17,4507 ± 1,5893 μg/kg; tenggiri (Scomberomorus commersonii) sebesar 10,5767 ± 0,1862 μg/kg; kerapu (Epinepheus fuscoguttatus) sebesar 9,9736 ± 0,9115 μg/kg; kembung (Rastreliger kanagurta) sebesar 6,5364 ± 0,1935 μg/kg dan pada ikan dumersal ditemukan nyata pada kakap merah (Lutjanus campechanus) sebesar 14,0966 ± 0,8555 μg/kg; pari (Dasyatis sp) sebanyak 61,3146 ± 0,8149 μg/kg; manyung (Arius thalassinus) sebesar 13,2533 ± 0,7586 μg/kg; bawal hitam (Parastromateus niger) sebanyak 10,7755 ± 0,4605 μg/kg; sarden (Sardinella sp) 6,5464 ± 0,1036 μg/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang lebih besar memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi. Kadar merkuri dalam sampel ikan yang dianalisis masih berada di bawah kadar maksimum yang diizinkan oleh BPOM RI.
Collections
- Magister Theses [371]
