Perbedaan Efektivitas Latihan Tubuh Bagian Atas dan Bawah Terhadap Saturasi Oksigen dalam Waktu 1 Bulan dengan 2 Bulan pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil
View/ Open
Date
2019Author
Simatupang, Molina Khairunnisya
Advisor(s)
Tarigan, Amira P
Pandia, Pandiaman
E, Putri C
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: In COPD patients hypoxemia often occurs due to incompatible
ventilation and perfusion due to limited air flow and lung damage to emphysema.
Oxygen desaturation during activity is an important clinical parameter in COPD
patients and shows a worse prognosis in COPD patients. Pulmonary
rehabilitation aims to reduce symptoms, increase evercise tolerance and health
status in copd patients. We aimed to compare the effectiveness within 1 month
with 2 months of upper and lower limb exercise training on oxygen saturation in
stable COPD patients
Methods: This was an experimental study conducted on 25 COPD patients. All
subjects received upper limb exercise training by respiratory muscle training and
lower limb exercise training by stationary cycling, twice a week for 1 month then
continued until 2 months. Muscle mass was measured by Pulse Oxymetry, before
training as baseline, and each exercise for 1 month and 2 month after training,
with statistical analysis performed by the Friedman Tes and Mann Whitney Test.
Results: The mean of oxygen saturation baseline was 96,4 %. There was an
decreased in oxygen saturation after exercise training where after 1 month to 95,6
% and after 2 months increased to 96,4 % . There was no significant difference in
muscle mass of patients COPD between 1 month or 2 months exercise training.
There is a significant difference in the oxygen saturation value of COPD patients
who do exercise, both for 1 month and for 2 months. (p> 0,05).
Conclusion: There was an decrease in oxygen saturation aftter 1 month for
upper and lower exercise training. However after training continued for 2
months found an increase in oxygen saturation. Statistically this difference is
significant. Latar Belakang : Pada pasien PPOK sering terjadi hipoksemia yang disebabkan
ketidak sesuaian ventilasi dan perfusi karena keterbatasan aliran udara dan
kerusakan paru pada emphysema. Desaturasi oksigen saat beraktivitas merupakan
parameter klinis yang penting pada pasien PPOK dan menunjukkan prognosis
yang lebih buruk pada pasien PPOK. Rehabilitasi paru bertujuan untuk
mengurangi gejala, meningkatkan toleransi latihan dan status kesehatan pada
pasien PPOK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas
latihan tubuh bagian atas dan bawah yang diberikan selama 1 bulan dengan 2
bulan terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK stabil.
Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental kuasi, dilakukan pada 25 pasien
PPOK stabil. Pasien melakukan latihan tubuh bagian atas dan bawah yaitu dengan
latihan otot pernapasan dan sepeda statis, dua kali seminggu selama 1 bulan
kemudian dilanjutkan sampai 2 bulan. Nilai saturasi oksigen diukur dengan pulse
oxymetri, sebelum latihan (baseline) dan setiap latihan selama 1 bulan sampai 2
bulan. Analisis statistik yang digunakan adalah Uji Friedman dan Uji Mann
Whitney.
Hasil: Rata – rata nilai saturasi oksigen pada pasien PPOK sebelum melakukan
latihan tubuh atas dan bawah 96.4%. Setelah latihan selama 1 bulan latihan
didapati penurunan saturasi oksigen menjadi 95.6%, dan setelah 2 bulan terjadi
peningkatan saturasi oksigen menjadi 96.4%. Terdapat perbedaan signifikan nilai
saturasi oksigen pasien PPOK yang menjalani latihan, baik selama 1 bulan
maupun selama 2 bulan. (p<0.05)
Kesimpulan : Terdapat penurunan saturasi oksigen setelah latihan tubuh bagian
atas dan bawah selama 1 bulan. Namun setelah latihan dilanjutkan selama 2
bulan didapati peningkatan nilai saturasi oksigen. Secara statistik perbedaan ini
bermakna signifikan.
Collections
- Master Theses [183]