Perbedaan Kadar Alpha-Fetoprotein (Afp) Serum pada Kehamilan dengan Kelainan Placenta Accreta Spectrum (Pas) dibanding Kehamilan Normal di Rsup H. Adam Malik Medan Dan Rs Jejaring
View/ Open
Date
2021Author
Ardy, Chairul Adilla
Advisor(s)
Lubis, Muara P
Simanjuntak, Roy Yustin
Metadata
Show full item recordAbstract
INTRODUCTION: Placenta Accreta Spectrum (PAS) disorder associated with
pathological placental adhesions. Increase prevalence of PAS disorder is associated
with an increase rate of cesarean delivery and the presence of placenta previa.
Pregnant women who experience PAS disorder are more likely to need a hysterectomy,
and increase of maternal morbidity and mortality. Ultrasound examination is used as a
screening and prenatal diagnosis. Histopathology remains a definite diagnosis. Alphafetoprotein
(AFP) is a biomarker and a serum glycoprotein produced by the yolk sac and
fetal liver. Increase of maternal serum AFP levels during second and third trimesters of
pregnancy are associated with adverse pregnancy outcomes. Therefore, this study aims
to determine the differences of serum AFP levels in pregnancies with PAS disorder
compare to normal pregnancies.
METHOD: This observational analytic study with a case control design was conducted at
Department Obstetrics and Gynecology H. Adam Malik General Hospital and Sundari
General Hospital, starting from March 2020 until November 2020. Consist of case group
(n=15) namely third trimester pregnant women who have a risk of PAS disorder that
have been enforced by ultrasound criteria and have been proven by histopathology, and
have met the inclusion and exclusion criteria and control group (n=15), namely third
trimester pregnant women whom do not have a risk of PAS disorders, single pregnancy,
do not have gynecological disease or malignancy, specific disease in liver, and
congenital abnormalities were found. Blood sample was sent to clinical laboratory of H.
Adam Malik General Hospital. This research had received approval from the Ethics
Committee of the Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara. Data analysis using
computer program Windows SPSS version 22.0.
RESULT: Mean levels of serum AFP in case group 249,51 ng/mL ± 90,86 ( 2,22 ± 0,81
MoM) and control group 120,5 ng/mL ± 49,95 (1,07 ± 0,44 MoM) with p < 0,001. Mean
levels of serum AFP in PAS1 Group 230 ng/mL ± 26,68 and PAS 2 group 258,98 ng/mL
± 110,58. Mean levels of serum AFP in accreta group 248,70 ng/mL ± 95,66, increta
group 220,63 ng/mL ± 69,78 and percreta group 373,08 ng/mL.
CONCLUSION: There was a significant difference in AFP levels in pregnancies with
PAS disorders compared to normal pregnancies. An increase in AFP levels was directly
proportional to the severity of PAS disorders based on ultrasound criteria and
histopathological features. LATAR BELAKANG: Kelainan Placenta Accreta Spectrum (PAS) berkaitan dengan
perlekatan plasenta yang patologis. Meningkatnya prevalensi kelainan PAS berkaitan
dengan meningkatnya angka kelahiran caesar dan adanya plasenta previa. Ibu hamil
yang mengalami kelainan PAS lebih besar kemungkinannya membutuhkan histerektomi,
dan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas ibu. Pemeriksaan ultrasound
digunakan sebagai skrining dan diagnosis prenatal. Hasil histopatologi tetap menjadi
diagnosa pasti. Alpha-fetoprotein (AFP) merupakan biomarker dan suatu glikoprotein
serum yang diproduksi oleh yolk sac dan hepar janin. Peningkatan kadar AFP serum ibu
selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkaitan dengan hasil kehamilan yg
merugikan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar
AFP serum pada kehamilan dengan kelainan PAS dibanding kehamilan normal
METODE : Penelitian analitik observasional dengan desain penelitian case control ini
dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan dan
RSU Sundari Medan yang dimulai dari Maret 2020 hingga November 2020. Terdiri dari
kelompok kasus (n=15) yaitu ibu hamil trimester ketiga yang memiliki resiko kelainan
PAS yang telah ditegakkan dengan kriteria USG dan telah dibuktikan dengan
histopatologi, serta telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan kelompok kontrol
(n=15) yaitu ibu hamil trimester ketiga yang tidak memiliki resiko kelainan PAS,
kehamilan tunggal, tidak memiliki penyakit ginekologi ataupun keganasan, tidak memiliki
penyakit khusus pada organ hati, dan tidak ditemukan kelainan kongenital. Sampel
darah dikirim ke Laboratorium Klinik RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitan telah
mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Analisa data menggunakan program komputer windows SPSS versi 22.0.
HASIL : Rerata kadar AFP serum pada kelompok kasus 249,51 ng/mL ± 90,86 ( 2,22 ±
0,81 MoM) dan kelompok kontrol 120,5 ng/mL ± 49,95 (1,07 ± 0,44 MoM) dengan p <
0,001. Rerata kadar AFP serum pada kelompok PAS1 230 ng/mL ± 26,68 dan kelompok
PAS 2 258,98 ng/mL ± 10,58. Rerata kadar AFP serum pada kelompok plasenta akreta
248,70 ng/mL ± 95,66, kelompok plasenta inkreta 220,63 ng/mL ± 69,78 dan kelompok
plasenta perkreta 373,08 ng/mL.
KESIMPULAN : Adanya perbedaan kadar AFP yang bermakna pada kehamilan dengan
kelainan PAS dibanding kehamilan normal. Adanya peningkatan kadar AFP yang
berbanding lurus dengan tingkat keparahan kelainan PAS berdasarkan kriteria USG dan
gambaran histopatologi.
Collections
- Master Theses [315]