Show simple item record

dc.contributor.advisorGuniesti, Veryani
dc.contributor.authorAshiila, Putrie Nuur
dc.date.accessioned2021-01-25T03:26:58Z
dc.date.available2021-01-25T03:26:58Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/30330
dc.description.abstractBunga seruni adalah bunga cantik yang sering ditanam sebagai tanaman hias, yang melambangkan ungkapan sukacita dan kesetiaan. Bunga Seruni juga merupakan bunga majemuk yang didalam satu ikatan bunga terdapat bunga cakram yang berbentuk tabung dan berbentuk pita. Bunga yang cakramnya berbentuk tabung dapat berkembang dengan warna yang sama atau berbeda dengan bunga pita. Dengan begitu, dapat membuat konsumen memilih warna dan bentuk apa yang mereka inginkan. Bunga Seruni juga memiliki makna yang berbeda pada setiap warna bunga dan tergantung arti yang ingin disampaikan oleh pemberi bunga tersebut. Misalnya warna kuning memiliki makna yang melambangkan cinta, optimis, dan sukacita. Warna putih yang merupakan simbol cinta yang murni, kerajaan, kepercayaan, kesetiaan dan ketulusan. Warna perak memiliki makna cinta kepada sahabat tersayang. Dan warna merah meiliki cinta dan kesempurnaan menyampaikan perasaan. Bunga Seruni dibawa masuk ke Jepang dari daratan Cina pada abad ke-8, sekitar 1 abad sebelum Bunga Seruni diadopsi sebagai Monshou keluarga kerajaan Jepang untuk lambang kekaisaran. Monshou Bunga Seruni dapat ditemui di berbagai tempat di Jepang, seperti passport warga negara Jepang dan dalam mata uang koin 50 yen. Di Jepang, Bunga Seruni tidak dilihat sebagai simbol kerajaan saja, namun juga sebagai lambang keberkahan dan kebahagiaan. Di Jepang terdapat Festival Bunga Seruni yang dikenal sebagai Festival Kebahagiaan atau juga disebut dengan Kiku Nigyou, yang diadakan dibulan September tiap tahunnya. Penggunaan Lambang Bunga Seruni di Jepang digunakan sebagai lambang kerajaan, pemakaian lambang bunga seruni ini dipakai oleh istana kekaisaran yaitu di kuil Shinto dan banyak yang memakai bunga seruni sebagai lambang untuk kuil. Monshou yang dilindungi undang-undang untuk mencegah pemakaian oleh keluarga lain adalah monshou bunga paulownia milik Perdana Mentri Jepang. Lambang paulownia bebas digunakan pada lembaga negara Jepang ditahun 1884, yang dimasukkan oleh pemerintahan Meiji kedalam desain Orde Matahari Terbit. Lambang ini juga dipakai sebagai bendera nasional Jepang dengan sebuah lingkaran merah di tengah bidang putih yang disebut Nisshōki dan Hinomaru. Dan lambang monshou ini juga di masukkan kedalam kanji-kanji yang berpengaruh dalam pembentukan desain Kamon, seperti kata yama, fuji, matsu, dan kawa. Didalam komunitas seniman Jepang, Bunga Seruni seringkali dijadikan sebagai lukisan yang biasanya muncul secara individual namun digabung menjadi satu set lukisan. Mereka memakai prinsip kesederhanaan dan betul-betul menangkap penggambaran yang diinginkan. Prinsip tersebut yang membuat hasil karya mereka menjadi penuh makna dan meninggalkan impresi pada mereka yang menikmatinya. Bunga Seruni juga bisa dibuat sebagai tanaman hias karena keindahan dan elegannya yang disukai dikalangan masyarakat Jepang. Keberadaan Bunga Seruni ini menghasilkan bunga potong komersial yang semakin terkenal diberbagai negara.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectBunga Serunien_US
dc.titleLambang Bunga Seruni pada Masyarakat Jepangen_US
dc.title.alternativeNihonjin Ni Okeru Kikkamonen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM172203045
dc.description.pages48 Halamanen_US
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record