“Pengaruh Rasio Molar Reaktan Dan Jumlah Katalis Pada Proses Pembuatan Biodiesel Dari Palm Fatty Acid Distillate Dengan Kondisi Vakum
View/ Open
Date
2020Author
Burmana, Anggara Dwita
Advisor(s)
Tambun, Rondang
Hayanto, Bode
Metadata
Show full item recordAbstract
Biodiesel is one of the fuels that can substitute fuel oil (diesel fuel).
Biodiesel is a fuel produced by vegetable or animal oil. One of the natural resources
used as raw material for making biodiesel is palm oil. Biodiesel manufacturing is
generally carried out under pressure ≥ 1 atm using homogeneous and heterogeneous
catalyst, meanwhile the production of biodiesel under vacuum is still minimal.
Manufacturing biodiesel with an esterification process using homogeneous catalyst,
it is known that H2SO4 is always used as catalyst. In this study used para-Toluen
Sulfonat Acid (PTSA) as a catalyst. This refers to the nature of PTSA which is also
strong acid, beside that from an economic point view, PTSA price also cheaper than
that H2SO4. In this study, pressure variations were carried out 700 mbar; 800 mbar;
900 mbar; 1000 mbar; 1100 mbar, molar ratio variation 5:1; 6:1; 7:1; 8:1; 9:1;
10:1, amount catalyst variation 5%; 10%; 15%; 20%; 25% and sampling is done
in the minute 60; 75; 90; 105; 120. The best pressure, ratio molar, amount catalyst
and time are 800 mbar, 10:1, 5% and 120 minute Biodiesel adalah salah satu bahan bakar yang dapat mensubstitusi bahan
bakar minyak (solar). Biodiesel merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari
minyak nabati maupun hewani. Salah satu sumber daya alam yang digunakan
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak kelapa sawit. Pembuatan
biodiesel umumnya dilakukan pada kondisi ≥ 1 atm dengan menggunakan katalis
homogen dan heterogen, sedangkan pembuatan biodiesel pada kondisi vakum
masih sangat minim dilakukan. Dalam pembuatan biodiesel dengan proses
esterifikasi menggunakan katalis homogen, diketahui bahwa H2SO4 selalu
digunakan sebagai katalis. Pada penelitian ini digunakan para-Toluen Sulfonat
Acid (PTSA) sebagai katalis, hal ini merujuk kepada sifat-sifat dari PTSA yang
juga merupakan asam kuat, selain itu dari segi pertimbangan ekonomi harga PTSA
juga lebih murah dari H2SO4. Pada penelitian ini dilakukan variasi tekanan yaitu
700 mbar; 800 mbar; 900 mbar; 1000 mbar; 1100 mbar, variasi rasio molar yaitu
5:1; 6:1; 7:1; 8:1; 9:1; 10:1, variasi jumlah katalis yaitu 5%; 10%; 15%; 20%;
25% dan pengambilan sampel pada menit ke 60; 75; 90; 105; 120. Tekanan, rasio
molar dan jumlah katalis serta waktu terbaik yaitu pada tekanan 800 mbar, rasio
molar10:1, jumlah katalis 5% dan 120 menit.
Collections
- Master Theses [139]