Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Skor Depresi pada Pasien Tuberkulosis Paru di RSU Dr. Pirngadi Medan

Abstract

Background: Tuberculosis (TB) has become a public health problem due to high morbidity and mortality worldwide in all age groups, especially TB is more common in adults of productive age. It is known that the prevalence of depression is high among people with chronic illness, and several studies have reported that psychiatric morbidity is common in TB patients, which is associated with poor treatment adherence leading to irregular treatment and low treatment success rates. Method: This study is a multivariate predictive conceptual framework study with a cross-sectional approach to 111 subjects at the Dr. Pirngadi General Hospital, Medan in June 2020 to August 2020 by means of sampling, namely nonprobability sampling, consecutive sampling type. The tests carried out in this study consisted of a bivariate test and a multivariate linear regression test to determine which factors were associated with depression scores. The measuring instrument used is the Hospital Anxiety and Depression Scale-Depression (HADS-D). Results: In the bivariate test, the variables of marital status (p = 0.468) and length of education (p = 0.67) were not statistically significant, so they were not included in the multivariate test. Variable gender (p <0.001), place of residence (p <0.177), employment status (p <0.001), HIV status (p = 0.001), DM status (p <0.001), age (p <0.001), total consumption smoking (p = 0.002), BMI (p = 0.002), and length of TB treatment (p <0.001) were statistically significant to the total HADS-D score in the bivariate test. After the multivariate test, the variables that were statistically significant to the total HADS-D score were age (p = 0.001), total cigarette consumption (p = 0.005), length of TB treatment (p <0.001), gender (p <0.001), employment status (p = 0.029), HIV status (p <0.001) and DM status (p <0.001). Conclusion: By knowing the factors associated with the total HADS-D score, it is hoped that clinicians can consider giving intervention measures to pulmonary TB patients who experience symptoms of depression.

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) menjadi masalah kesehatan masyarakat karena morbiditas dan mortalitas yang tinggi diseluruh dunia pada semua kelompok usia, terutama TB lebih sering terjadi pada orang dewasa di usia produktif. Diketahui bahwa prevalensi depresi tinggi diantara orang dengan penyakit kronis, dan beberapa penelitian telah melaporkan bahwa morbiditas psikiatrik umumnya terjadi pada pasien TB, yang dikaitkan dengan kepatuhan pengobatan yang buruk sehingga menyebabkan pengobatan yang tidak teratur dan tingkat keberhasilan pengobatan yang rendah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian multivariat kerangka konsep prediktif dengan pendekatan potong lintang terhadap 111 subjek di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi, Medan pada bulan Juni 2020 hingga Agustus 2020 dengan cara pengambilan sampel yakni non probability sampling tipe consecutive sampling. Uji yang dilakukan pada studi ini terdiri dari uji bivariat, dan uji multivariat regresi linear untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan skor depresi. Alat ukur yang digunakan adalah Hospital Anxiety and Depression Scale-Depression (HADS-D). Hasil : Pada uji bivariat, variabel status pernikahan (p=0.468), dan lama pendidikan (p=0.67) yang tidak bermakna secara statistik, sehingga tidak dimasukkan kedalam uji multivariat. Variabel jenis kelamin (p<0.001), tempat tinggal (p<0.177), status pekerjaan (p<0.001), status HIV (p=0.001), status DM (p<0.001), umur (p<0.001), jumlah konsumsi rokok (p=0.002), IMT (p=0.002), dan lama pengobatan TB (p<0.001) bermakna secara statistik terhadap total skor HADS-D pada uji bivariat. Setelah dilakukan uji multivariat, variabel yang bermakna secara statistik terhadap total skor HADS-D adalah umur (p=0.001), jumlah konsumsi rokok (p=0.005), lama pengobatan TB (p<0.001), jenis kelamin (p<0.001), status pekerjaan (p=0.029), status HIV (p<0.001) dan status DM (p<0.001). Kesimpulan: Dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan total skor HADS-D, diharapkan klinisi dapat mempertimbangkan pemberian tindakan intervensi kepada pasien TB paru yang mengalami gejala depresi.