dc.description.abstract | Proyek pembangunan pembangkit listrik adalah proyek strategis yang dinamis dan memiliki berbagai risiko yang berpotensi menyebabkan realisasi berjalan tidak sesuai dengan rencana. Keberhasilan dari pelaksanaan proyek konstruksi dapat dilihat dari keakuratan dalam mempertahankan triple constrain (biaya, kualitas, dan waktu). Analisis risiko proyek untuk investasi jangka panjang dan keberhasilan perencanaan pengembangan proyek tersebut sangat penting, diperlukan analisis model untuk memitigasi risiko dikarenakan kompleksitasnya permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan proyek pembangkit, khususnya pembangkit di Provinsi Riau dengan pengembangan proyek pembangkit listrik mesin gas (PLTMG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada risiko yang dapat menghambat kelancaran pembangunan proyek pembangkit listrik PLTMG di Provinsi Riau yang berfokus kepada investasi keuangan risiko, termasuk risiko dalam implementasi manajemen waktu, arus kas proyek tata kelola, potensi risiko kesulitan pemenuhan material dan risiko spesifikasi detail kontrak. Dari hasil analisis mitigasi, risiko utama prioritas mitigasi terdiri dari beberapa kelompok menurut hasil analisis yaitu mengidentifikasi proses kritis dan alternatif itu dapat dilakukan dengan mengoptimalkan metode kerja dan sumber daya yang diterapkan, melaksanakan schedulle WBS dalam pekerjaan proyek, jadwal perencanaan dan monitoring yang berkala, serta dilakukan evaluasi kemajuan pekerjaan dengan nilai mitigasi dari 0,38, 0,29, 0,17 dan 0,16. Selanjutnya, merencanakan sumber daya keuangan proyek, ketersediaan anggaran proyek menurut RKAU dan proses bisnis proyek, baik penjadwalan kerja dan manajemen sumber daya proyek sesuai dengan rencana arus kas, membuat jadwal perencanaan untuk verifikasi dan kontrol anggaran, kemajuan proyek tepat waktu dengan dokumentasi proyek sesuai dengan prosedur, kualitas penerapan sistem manajemen ISO 9001: 2015, koordinasi dan proses birokrasi sederhana dengan masing-masing nilai mitigasi 0,27, 0,17, 0,17, 0,13, 0,12, 0,09 dan 0,06. Selanjutnya, kontrak dengan penyedia material sehingga material yang dipesan terlebih dahulu (baik menggunakan DP atau tidak) untuk kedatangan sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek, pemantauan dan evaluasi pengadaan material sesuai dengan jadwal proyek, alternatif rencana manufaktur material, substitusi dari bahan serupa dan rekayasa ulang dan membuat kontrak dengan ekspedisi kontrol pengiriman bahan dengan masing-masing nilai mitigasi 0,46, 0,28, 0,11, 0,08 dan 0,06 dan selanjutnya penjelasan rinci tentang spesifikasi teknis, memiliki teknik dan tim konstruksi yang handal, detail kontrak baik gambar maupun kebutuhan detail bahan dan pemodelan desain mengikuti perubahan dengan mitigasi masing-masing nilai 0,33, 0,26, 0,25 dan 0,16. | en_US |