Persoalan Sanitasi di Kota Medan, 1909-1942
View/ Open
Date
2021Author
Affandi, Kiki Maulana
Advisor(s)
Agustono, Budi
Zuska, Fikarwin
Metadata
Show full item recordAbstract
This research examines the issues of sanitation in the city of Medan around the years 1909 to 1942. This research aims (1) to analyse the excuses of Medan city government regarding issues of sanitation among its citizens, (2) to explain the condition and problems regarding the sanitation of Medan’s population; and (3) to analyse the efforts made by the city government as well as the implementations that had been done to overcome sanitation issues in the city of Medan.
This research used a political approach by applying the concepts of hygiene and sanitation to answer the research problems. The process of research was done by employing historical research methods consisting of heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The sources used were archives, documents, city gazettes, city council meeting minutes, annual reports of the city, state gazettes as well as contemporary newspapers, books and other relevant literature for the study. The collected sources were criticised, interpreted and then reconstructed in historical writings.
The results of the study indicated that the city of Medan was transformed from a village at the confluence of the Deli and Baboera Rivers into a modern city with various urban infrastructures and a dense, diverse population since the arrival of Dutch colonialism and the introduction of private plantations. However, this transformation brought consequences, such as threats of disease outbreaks and an increase in population mortality. These situations had led to the rise of sanitation problems of the population that impacted the people’s hygiene and health conditions. The sanitation problems that had plagued Medan were the increase of dense and slum settlements as well as the environmental pollution caused by garbage and household wastes which also caused floods and polluted rivers. These were all caused by the acts of polluting rivers among the people, plantation companies and the institution in the city government itself. The city government had overcome the problems by developing the city’s sanitation system despite having a limited budget. The stakeholders involved in the development of sanitation systems of the city included private parties, the city government, the plantation regional councils and the central government of the Dutch East Indies. However, initiatives of the development had always come from the city government only. The sanitation efforts carried out by the Medan city government were focused and concentrated on the development of clean water supplies, restoration of rivers, and constructions as well as upgrades of the city’s drainage and sewage systems. Studi ini mengkaji persoalan sanitasi di Kota Medan, dalam kurun waktu antara tahun 1909 hingga 1942. Kajian ini bertujuan (1) menganalisis alasan-alasan pemerintah kota berkonsentrasi terhadap permasalahan sanitasi penduduk di Kota Medan; (2) menjelaskan kondisi dan permasalahan sanitasi penduduk dalam konteks kesehatan publik di Kota Medan; dan (3) menganalisis usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah kota serta pelaksanaannya dalam mengatasi permasalahan sanitasi di Kota Medan.
Kajian ini menggunakan pendekatan politik dengan memakai konsep higiene dan sanitasi dalam menganalisis permasalahan yang diajukan. Dalam proses penelitian, metode yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Sumber-sumber yang digunakan adalah arsip, dokumen, lembaran kota, notulen rapat dewan kota, laporan tahunan kota, lembaran negara, surat kabar sezaman, buku sezaman dan kepustakaan yang relevan dalam penelitian. Sumber-sumber yang telah dikumpulkan ini dikritik lalu diinterpretasi serta direkonstruksi dalam penulisan sejarah.
Hasil kajian yang diperoleh menunjukkan bahwa sejak masuknya kolonial Belanda dan perkebunan swasta telah mengubah Medan dari sebuah kampung di pertemuan Sungai Deli dan Baboera menjadi kota modern dengan berbagai prasana kota serta variasi dan pertumbuhan penduduk yang tinggi. Namun di sisi lain, akibat perubahan ini juga memberikan ancaman wabah penyakit dan kematian penduduk. Berbagai situasi ini menyebabkan permasalahan sanitasi penduduk yang berdampak terhadap kondisi higiene dan kesehatan. Masalah sanitasi yang terjadi adalah permukiman padat dan kumuh, sampah dan limbah rumah tangga yang menyebabkan polusi lingkungan serta banjir dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh perusakan lingkungan sungai oleh penduduk, perusahaan perkebunan serta institusi pada pemerintah kota itu sendiri. Berbagai permasalahan sanitasi tersebut diatasi oleh pemerintah kota dengan membangun sanitasi kota meskipun memiliki anggaran kota yang terbatas. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam pembangunan sanitasi kota di antaranya adalah pihak swasta, pemerintah kota, dewan daerah perkebunan dan pemerintah pusat Hindia Belanda. Namun, inisiatif pembangunan selalu datang dari pemerintah kota. Usaha sanitasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan telah memperlihatkan konsentrasi dan kepedulian terhadap pembangunan sanitasi dalam bidang penyediaan air bersih, normalisasi sungai, pembangunan dan perbaikan drainase serta sistem saluran pembuangan limbah.
Collections
- Master Theses [29]